Suara.com - Presiden Brasil Dilma Rousseff menolak mengeluarkan surat kepecayaan atau credential kepada Duta Besar Indonesia untuk Brasil. Penolakan itu merupakan bentuk kemarahan Brasil atas keputusan Indonesia yang tetap akan menghukum mati salah satu warga negaranya yang menjadi terpidana dalam kasus obat-obatan terlarang.
“Saya rasa penting untuk melakukan evolusi dalam situasi ini untuk memberikan klarifikasi terhadap hubungan Indonesia dengan Brasil,” kata Dilma.
Dilma mengatakan, pemberian surat kepercayaan kepada Duta Besar Indonesia akan sedikit diperlambat terkait eksekusi mati kepada Rodrigo Gularte (42 tahun), terpidana mati dalam kasus penyelundupan 6 kg kokain.
Keluarga Gularte sudah berulang kali meminta pembatalan hukuman mati karena dokter telah mendiagnosis terpidana mati itu mengalami paranoid schizophrenic. Keluarga meminta Gularte dipindahkan ke fasilitas kejiwaan.
Sejumlah media di Brasil menulis, seorang diplomat sudah menulis surat permintaan kepada kepala penjara agar Gularte dipindah ke fasilitas kejiwaan. Namun, permintaan itu tidak berhasil. Presiden Jokowi juga sudah menolak permintaan grasi dari Gularte.
Gularte akan menjadi warga negara Brasil kedua yang akan menjalani hukuman mati. Sebelumnya, Marco Archer sudah lebih dulu menghadapi regu penembak karena menyelundupkan obat-obatan terlarang.
Padahal, Presiden Dilma secara personal sudah meminta kepada Indonesia agar memberikan pengampunan kepada Marco. Pasca eksekusi tersebut, Dilma sempat melontarkan peringatan bahwa hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Brasil akan terpengaruh. (Skynews)
Presiden Brasil Tolak Duta Besar Indonesia
Doddy Rosadi Suara.Com
Sabtu, 21 Februari 2015 | 10:21 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
AKP Dadang Penembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan Terancam Hukuman Mati, Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana
23 November 2024 | 15:33 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI