Suara.com - Manajemen PT Fery Indonesia Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menutup semua layanan angkutan penyeberangan antardaerah di wilayah kepulauan ini pada Sabtu (21/2/2015), akibat cuaca ekstrem.
"Manajemen PT Fery Indonesia Cabang Kupang, Nusa Tenggara Timur memutuskan menutup semua pelayaran untuk lintasan perairan NTT tanggal 21 Februari 2015 karena cuaca buruk kecuali jalur Aimere-Kupang yang tetap dilayari KMP Ine Rie II karena lintasan yang dilalui kapal feri masih aman," kata General Manager PT Fery Indonesia (Persero) Cabang Kupang, Arnol Yansen melalui pesan singkatnya di Kupang, Jumat (20/2/2015) malam.
Ia mengatakan akan mempertimbangkan kembali untuk membuka kembali pada Minggu tanggal 22 Februari 2015, jika cuaca kembali bersahabat dan layak untuk dilayari berdasarkan rekomendasi BMKG setempat.
"Keputusan ini diambil setelah 18 jam kemudian karena sebelumnya pada Jumat pagi pukul 07.50 WITA melalui pesan singkat memberitahukan kepada media terkait jadwal keberangkatan kapal-kapal Fery ke berbagai lintas di NTT sesuai rute yang telah ditetapkan berlangsung normal.
"Cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang sejak Kamis, (19/2) malam hingga Jumat pagi berakhir dengan berawan bahkan di sejumlah titik terjadi hujan ringan hingga sedang," katanya.
Sehingga bisa saja berdampak pada tinggi gelombang di sekitar Selat Rote, Sawu dan Laut Timor mencapai empat meter, dan tidak layak untuk dilayari," katanya.
Kondisi ini diperkuat dengan peringatan dini dari BMKG setempat bagi setiap orang atau kelompok terutama yang beraktivitas di laut untuk berwaspada. Karena itu pula harus dilakukan penutupan pelayaran hingga cuaca membaik.
Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Meteorologi Kupang mendeteksi adanya siklon tropis LAM di teluk Carpentaria sebelah barat daya Merauke dapat mengganggu sistem pelayaran di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Untuk kondisi terakhir terpantau di data kami serta tergolong kategori tekanan rendah terjadi di Merauke dan hal ini perlu diwaspadai," kata Humas BMKG Stasiun Meteorologi Saiful Hadi.
Ia menjelaskan walaupun Siklon tropis LAM tersebut bergerak dengan kecepatan 110km/jam ke arah barat dan menjauh dari wilayah Indonesia, namun perlu diwaspadai siklon ini, karena melihat cuaca yang masih berubah-ubah.
"Kami belum bisa memprediksi arah dari SIklon tersebut, jadi berharap waaspada saja dengan situasi ini, dan kami pun akan terus lakukan pemantauan," tuturnya.
Ia menambahkan posisi dari Siklon tropis tersebut berada di 11.2L5, 137.2BT (sekitar 465 km sebelah barat daya Merauke) dengan arah gerak berada di barat barat laut dan kecepetan 8 knots (15/jam).
Sedangkan dalam waktu 24 jam diperkirakan akan menguat dengan posisi 11.4LS, 136. 2BT yang berada di 560 km sebelah barat daya Merauke.
Saiful mengatakan, dampak dari iklim tropis LAM tersebut dapat mempengaruhi cuaca di perairan Nusa Tenggara Timur (NTT) seperti hujan ringan dan gelombang laut dengan ketinggian tiga sampai empat meter.
Oleh karena itu pihaknya akan terus melakukan pantauan lebih insentif terhadap Siklon LAM tersebut agar bisa menyampaikan hal ini kepada masyarakat.
"Kemungkinan besar Siklon tersebut mengarah ke perairan Australia, namun kita perlu waspadai karena cuaca belum bisa diprediksi," tambahnya. (Antara)