Suara.com - Sejumlah militan pro-ISIS merebut sebuah universitas yang ada di Sirte, Libya, demikian dilaporkan oleh warga pada hari Kamis (19/2/2015) waktu setempat.
"Kelompok itu menguasai universitas kemarin," kata seorang warga Sirte yang enggan disebutkan namanya.
Sebuah foto yang beredar di media sosial memperlihatkan bendera ISIS berkibar di gerbang masuk universitas tersebut.
"Dua hari lalu mereka sudah merebut kompleks kantor administrasi kota dan mengusir seluruh staf kantor tersebut," lanjut warga tersebut.
Warga juga melaporkan bahwa militan pro-ISIS sudah mengambil alih sebuah stasiun radio dan gedung-gedung pemerintahan lainnya. Sebuah video di media sosial memperlihatkan konvoi kendaraan berbendera ISIS menyusuri jalanan Kota Sirte.
Sirte sendiri, yang merupakan kota kelahiran mantan pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, selama ini menjadi kantung pertahanan Ansar al-Sharia, kelompok yang dituding Amerika Serikat melakukan penyerangan terhadap kompleks kedutaan besar AS di Benghazi.
Pemerintah Libya yang diakui dunia internasional tidak berkuasa atas Sirte yang notabene terletak di Libya bagian barat. Mereka terdesak oleh kelompok Libya Dawn yang merebut ibu kota Tripoli pada bulan Agustus silam. Kelompok tersebut lalu membentuk sebuah pemerintahan tandingan.
Kini, pemerintahan tandingan itulah yang berkuasa atas Sirte. Mereka telah mengirimkan pasukan ke Sirte untuk merebut kembali gedung-gedung yang dikuasai ISIS. (Reuters)