Tak hanya warga etnis Tionghoa yang terlihat memadati Vihara Dharma Bhakti di kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat hari ini, Kamis, 19/2/2015. Ratusan peminta-minta dadakan juga memadati salah satu vihara tertua di Jakarta ini, mengharap belas kasihan para jemaat yang beribadah.
Sejumlah petugas berseragam Satpol PP berjaga-jaga di sekitaran klenteng untuk menjaga ketertiban.
Meski hujan mengguyur, mereka tetap tekun mengantre di depan pintu masuk vihara. Beberapa di antara mereka tampaknya sudah mengantipasi dengan membawa jas hujan dan payung. Mereka duduk di emperan halaman klenteng, sedangkan yang lain tetap berdiri dan antre tepat di depan pintu keluar mengharap angpao dari pengunjung.
Mereka juga mengharap pembagian angpao dan sembako yang setiap tahun dibagikan pihak pengelola vihara. Salah satu di antara para peminta-minta itu adalah Sumaryati (56), yang sehari-hari juga meminta-minta. Ia mengaku pendapatannya pada imlek kali ini menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau dulu yang berdoa juga banyak ngasih angpao. Sekarang boro-boro deh. Ini juga nunggu dibagiin sama pengurus klenteng katanya dapat Rp2 ribu, sama minyak goreng. Lumayan," ujar nenek 10 cucu ini kepada suara.com.
Menurut pengurus vihara Dharma Bakti, Henky Halim, sistem pembagian angpao dengan antrean ini sudah diterapkan beberapa tahun terakhir, untuk mencegah kekacauan seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu. Hal ini juga untuk agar para pengemis mendapatkan sumbangan yang merata.
"Sebenarnya sistem antre seperti ini juga menguntungkan semua pihak. Mereka akan mendapatkan angpao dengan jumlah yang sama agar tidak timbul kekacauan," ujar Hengky.