Suara.com - Pemenggalan yang dilakukan ISIS terhadap 21 warga Kristiani Mesir menyisakan duka mendalam terhadap pihak keluarga. Seorang diantaranya bahkan ada yang belum bisa mempercayai dan menerima kenyataan bahwa putranya telah tewas.
"Oh Kerollos, ini adalah pesta pernikahanmu... Maafkan aku putraku, karena aku tidak punya cukup uang untuk mencegahmu pergi ke tempat itu," serunya sambil menangis di acara perkabungan yang digelar di gereja koptik, Desa El-Our, Kairo, Mesir, hari Senin (16/2/2015).
Kerollos adalah salah satu lelaki yang dipenggal ISIS dan terlihat dalam video hari Minggu (15/2/2015). Sebelum diculik ISIS, Kerollos dan ribuan warga Mesir lainnya terpaksa pindah ke Libya untuk mencari pekerjaan, karena kampung halamannya diguncang konflik. Sang ayah menyangkal kenyataan bahwa anaknya sudah tewas, sampai-sampai menganggap acara duka ini adalah pernikahan sang anak tercinta.
Suramnya masa depan perekonomian Mesir setelah lengsernya rezim Hosni Mubarak oleh gerakan pemberontak, membuat kaum muda Mesir mencari kerja di Libya. Namun, alih-alih hidup makmur, mereka malah jatuh ke tangan ISIS yang kejam.
Suasana pilu menyelimuti Gereja Perawan Maria, tempat diadakannya acara tersebut. Sejumlah spanduk hitam bertuliskan "Mesir, bangkitlah, darah para martirmu memanggilmu untuk menuntut balas". Beberapa anggota keluarga ada yang terlihat pingsan karena kesedihan tak terperi.
Foto-foto korban diletakkan di altar. Tidak ada peti satupun karena memang jenazah para korban, yang digiring ke pantai dan dipenggal oleh anggota ISIS tidak dikembalikan kepada keluarga mereka. (Reuters)