Suara.com - Mantan Sekjen PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo menerangkan pertemuannya dengan Ketua KPK Abraham Samad pada masa Pilpres 2014. Dia mengaku dikenalkan oleh anggota PDI Perjuangan Surabaya terhadap dokter bernama David.
"Dalam acara kesibukan partai saya, saya dikenalkan oleh anggota kami yang kebetulan Ketua Partai di Surabaya, kenal biasa saja di Surabaya. Suatu ketika ia datang ke kantor saya, dari pembicaraan-pembicataan dia mengenalkan bahwa 'saya sahabatnya Abraham, kalau Pak Tjahjo mau ketemu dengan Pak Abraham saya bisa bantu bertemu'," kata Tjahjo dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) di Komisi III DPR, Senin (16/2/2015).
Tjahjo sengaja hadir untuk memberikan keterangan sebagai tindak lanjut dari testimoni Pelaksana Tugas (Plt) Hasto Kristyanto terkait pertemuan politik Abraham Samad dengan tim sukses Jokowi saat ajang Pilpres 2014.
"Karena ada yang menawarkan (pertemuan), ya saya iyakan," kata Tjahjo
"Membangun komunikasi, wajar saja. Soal ini salah atau tidak, melanggar SOP atau tidak, saya tidak tahu. Tanya Pak Abraham Samad. Saya hanya diajak oleh seorang dokter yang sangat dekat dengan Abraham Samad," tambahnya.
Dalam keterangannya, Tjahjo menerangkan, dirinya baru pertama kali itu bertemu dengan Abraham Samad secara informal.
"Kalau ditanya pernah bertemu (Abraham Samad) saya tidak pernah bertemu. Bertemunya lima pasang mata," kata dia.
Tjahjo menerangkan, dia janjian dengan David untuk melakukan pertemuan itu. Tjahjo pun meminta Wakil Sekjen PDI Perjuangan (pada saat itu) Hasto Kristyanto untuk menemaninya.
Pertemuan dilakukan di sebuah tempat di Pasific Place, SCBD, Jakarta untuk ngopi. Kemudian, pertemuan dilanjutkan ke apartemen Capitol Residence yang tepat berada di depan Pasific Place.
Di Capitol Residence, Tjahjo, Hasto dan David bertemu dengan Supriyansah. Supriyansah merupakan pemilik unit di apartemen tersebut, tempat pertemuan elit PDI Perjuangan dengan Abraham Samad dilakukan. Sementara Abraham Samad menunggu di unit milik Supriyansah.
"Pertemuan itu dihadiri lima pasang mata. Ngobrol, cerita, memang karena itu menjelang Pileg dan Pilpres, awalnya kita membuka pembicaraan politik, partai politik, isu-isu yang berkembang, capres-cawapres, awalnya itu," papar Tjahjo.
Tjahjo menambahkan, pertemuan berdurasi 45 menit hingga satu jam itu tidak membahas masalah spesifik. Dia pun membantah bila ada pembahasan persiapan menjaring cawapres untuk Presiden Jokowi.
"Selesai, tidak ada membahas cawapres. Karena sebagai Sekjen saya tidak ikut rapat capres-cawapres, tidak diberi mandat. Tapi, yang saya tahu, Pak Hasto merupakan tim 11 (tim penjaring capres-cawapres PDI Perjuangan), setelah itu Hasto melakukan pertemuan, saya tidak ikut. Saya jadi Ketua Tim Sukses Jokowi, tugas saya hanya survei," tegasnya.
"Jadi pertemuan, ketiga-keempat-dan seterusnya yang disebut Hasto, saya tidak tahu," tambah Menteri Dalam Negeri Kabinet Kerja.