Suara.com - Pengamat batu permata atau gemologis belum terlalu dikenal di Indonesia. Jumlahnya pun tidak lebih dari 20 orang di Indonesia.
Padahal profesi ini sangat menjanjikan untuk kurun waktu setidaknya 10 tahun mendatang. Terlebih batu akik dalam 2 tahun terakhir sangat populer di kota-kota besar sampai pedesaan.
Gemologis dari GRI-Lab Adam Harits berbagi cerita soal profesinya. Ditemui suara.com di laboratorium milik Adam dan beberapa temannya di Jalan Batu Ceper No.4, Jakarta Pusat akhir pekan lalu, Adam bercerita cara untuk menjadi pengamat batu permata yang handal.
"Pengamat batu sejak 1920-an sudah ada. Di Indonesia dari 20 tahun lalu ada. Tapi Saat itu batuan belum booming," jelas dia.
Di dunia, setidaknya ada 11 sekolah batu. Di antaranya di Kanada, Amerika Serikat, Afrika, Swiss, dan Thailand. Adam sendiri lulusan Gemological Institute of America (GIA) di Bangkok, Thailand.
Dia memilih sekolah batu di Thailand karena di sana merupakan pusat batu permata. Menurutnya, dunia berpatokan ilmu bebatuan permata dari Thailand.
"Bahkan di sana yang sekolah ada orang Amerika. Kata dia, di Thailand banyak temui batu. Di Amerika sulit. Di Indonesia bukan tidak mungkin lebih hebat dari Thailand," kata dia.
Adam menjelaskan di Indonesia hanya ada 1 sekolah gemologi, yaitu Institute Gemology Paramita (IGP) di Jakarta. Sementara Lab gemologi pertama di Indonesia juga milik sekolah itu, Adamas Gemological Laboratory (AGL).
Kata Adam, pemerintah Indonesia belum terlalu peduli dengan potensi pendidikan batu permata. Tidak di seperti Thailand. Di sana, gemologis menjadi pekerjaan yang sangat menjanjikan.
Adam menjelaskan untuk sekolah gemologi hanya 7 bulan. Di sana diajarkan berbagai ilmu untuk mengamati bebatuan. Namun dia mengatakan sekolah batu selama 7 bulan itu tidak cukup. Butuh banyak terjun ke lapangan agar gemologis menjadi yang terbaik.
"Jadi gemologis itu nggak sekadar lulus sekolah, lulus sekolah cuma basic. Pelajar utama ada di market. Sekolah cuma 30 persen aja," papar Adam.
"Selama 7 bulan sekolah, tapi materi yang dipelajari 3 tahun dipadati selama 7 bulan. Tiap minggu ada ujian. Kalau 3 minggu pertama nilainya di bawah 75, di-DO (drop out). Nggak bisa ikut on campus program. Itu ketatnya. Sehati tugas 3 sampai 4 buku," jelasnya.
Berapa gaji gemologis?
Tidak ada yang pasti berapa gaji gemologis, begitu kata Adam saat ditanya. Sebab masing-masing lab gemoloogi mempunyai standar sendiri. Namun kata dia di Thailand, gaji seorang gemologis sekitar USD 2.000 sampai USD 3.000 perbulan. Itu setara Rp 37 juta perbulan.
"Kalau di sini (GRI-Lab) Rp 10 - Rp 15 juta perbulan saat ini," kata Adam.
Kata dia, gemologis sebagai profesi yang menjanjikan di Indonesia. Terlebih untuk saat ini dengan jumlah gemologis sedikit, maka akan banyak dicari oleh lab gemologi. Terlebi gemologis dihargai dan dianggap profesi yang istimewa.
"Kita dihargai, dianggap istimewa karena tahu bebatuan permata. Jadi ini profesi yang menjanjikan," jelas dia.
Karier Menjanjikan Pengamat Batu Permata
Pebriansyah Ariefana Suara.Com
Sabtu, 14 Februari 2015 | 13:10 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Pencuri Motor di Cisarua Babak Belur Dihakimi Massa, Bawa 7 Jimat Batu Akik Saat Beraksi
13 Juni 2024 | 18:12 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI