Suara.com - Wakil Ketua MPR dari Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid meminta aparat penegak hukum untuk menindak orang-orang yang menyerang perkampungan Majelis Az Zikra di Sentul, Bogor, Jawa Barat. Tindakan tegas harus diberikan untuk membuat jera sehingga kasus semacam itu tak terulang lagi.
"Kalau ini dibiarkan seperti memberi sinyal dan lampu hijau kepada yang lainnya untuk melakukan tindakan sejenis," kata Hidayat di DPR, Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Hidayat sangat menyayangkan majelis terkenal moderat dan santun di bawah asuhan Ustadz Arifin Ilham itu masih diserang.
Selain menindak pelaku, aparat penegak hukum juga diminta mengungkap motif kasus tersebut.
"Bayangkan, Majelis Az Zikra yang dikenal sangat santun, kemudian ada pihak yang leluasa melakukan tindakan kekerasan, dan bisa dibayangkan, kalau itu dibiarkan, nanti bagaimana dengan yang lain. Itu yang tidak boleh terjadi di negara hukum yang bernama Indonesia," katanya.
"Atas nama apapun tidak diperbolehkan (penyerangan ini), jangan karena faktor katakanlah agama, seolah-olah dibolehkan melakukan kekerasan. Semuanya ya harus dilindungi, selama itu adalah dibenarkan UU. Kalau yang minoritas tidak dilindungi, apalagi kaya Az Zikra yang tidak pernah melakukan apapun, makanya harus dilindungi," Hidayat menambahkan.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Aboebakar Al Habsy mengatakan penyerangan terhadap kampung Majelis Az Zikra harus menjadi warning untuk aparat penegak hukum. Insiden ini, katanya, kalau tak ditangani dengan baik bisa berpotensi memunculkan konflik baru antara Sunni dan Syiah di Indonesia.
"Potensi konflik yang seperti ini harus diantisipasi dengan baik oleh aparat. Jangan sampai konflik serupa timbul di daerah yang lain," kata Aboebakar.
Ustadz Arifin Ilham mengatakan kelompok penyerang tersebut marah lantaran majelis Az Zikra menolak paham Syiah. Mereka juga meminta spanduk penolakan atas paham Syiah segera diturunkan.