Suara.com - Baru-baru ini, dunia penerbangan dihebohkan oleh penemuan bangkai pesawat penumpang yang hilang lebih dari setengah abad silam. Pesawat Douglas DC-3 milik maskapai LAN Chile, yang mengangkut 24 orang, termasuk delapan orang pesepakbola profesional Chile itu ditemukan oleh sekelompok pendaki gunung.
Pesawat itu jatuh di kawasan Pegunungan Andes, Amerika Selatan, setelah dinyatakan hilang sejak 3 April 1961. Bangkai pesawat dan tulang-belulang ditemukan di lokasi yang berada pada ketinggian 3.200 meter di atas permukaan laut itu.
Kawasan pegunungan kerap jadi tempat terjadinya kecelakaan pesawat. Pesawat LAN Douglas DC-3 bukan satu-satunya pesawat yang mengakhiri perjalanannya di pegunungan. Berikut ini beberapa insiden kecelakaan burung besi di pegunungan selama empat dekade terakhir.
Uruguay Air Force 571
Insiden ini dikenal juga dengan nama Keajaiban Andes. Pesawat Fairchild FH-227D bernomor penerbangan 571 jatuh di pegunungan Andes pada 13 Oktober 1972. Dari 45 orang yang berada dalam pesawat pembawa tim olah raga rugbi itu, hanya 27 yang selamat dari kecelakaan. Saat tim penyelamat tiba dua bulan kemudian, hanya 16 yang bertahan hidup. Kisah mereka diangkat dalam sebuah film berjudul Alive yang dirilis pada tahun 1993.
Japan Airlines 123
Pesawat Boeing 747SR dengan rute penerbangan Haneda-Osaka itu jatuh pada 12 Agustus 1985 di Gunung Takamagahara, di Ueno, 32 menit setelah mengalami kerusakan mesin. Dari 509 penumpang, hanya 4 orang yang selamat. Seluruh kru yang berjumlah 15 orang tewas.
American Airlines 965
Pesawat jenis Boeing 757-223 dengan rute Miami, Amerika Serikat tujuan Cali, Kolombia ini jatuh pada 20 Desember 1995. Pesawat jatuh di sebuah gunung di Buga, Kolombia dan menewaskan seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 159 orang.
Garuda Indonesia GA152
Pesawat Airbus A300-B4 menabrak gunung di Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pesawat menabrak gunung saat hendak mendarat di Bandara Polonia pada tanggal 26 September 1997 silam. Kecelakaan menewaskan seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 234 orang.
Sukhoi Super Jet 100
Ini merupakan salah satu tragedi yang cukup mengejutkan dunia penerbangan Indonesia. Sebuah pesawat buatan perusahaan Rusia yang sedang melakukan penerbangan perdana dari Bandara Halim Perdanakusuma, menuju Bandara Soekarno Hatta, menabrak tebing Gunung Salak pada tanggal 9 Mei 2012. Seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 45 orang tidak ada yang selamat.