Masalah di Mesin Kanan Memicu Jatuhnya Pesawat TransAsia

Doddy Rosadi Suara.Com
Jum'at, 06 Februari 2015 | 16:21 WIB
Masalah di Mesin Kanan Memicu Jatuhnya Pesawat TransAsia
Sayap pesawat TransAsia menyambar taksi sebelum tercebur ke sungai. (Youtube)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mesin pesawat TransAsia yang jatuh di sungai di Taipei dan menewaskan 35 orang gagal memproduksi dorongan yang cukup ke  baling-baling selama dua menit setelah pesawat lepas landas. Pesawat GE235 itu membawa 58 penumpang dan kru ketika hidung pesawat menukik di antara bangunan dan mengenai jalanan dan sebuah taksi dengan salah satu sayapnya sebelum jatuh di sungai, Rabu (4/2/2015).

Data dari kotak hitam dan juga rekaman suara dari pesawat itu memperlihatkan bahwa masalah dengan mesin kanan diikuti dengan masalah di mesin kiri. Pesawat itu juga sempat mengalami stalling atau mesin mati sebelum jatuh.

Direktur Aviation Safety Council, Thomas Wang mengatakan, mesin kanan pertama kali memasuki tahap auto-feather yang membuat dorongan ke baling-baling berkurang. Kru pesawat kemudian berusaha mengurangi akselerasi di mesin kiri dan berupaya untuk menghidupkan lagi. Namun, tidak bisa mendapatkan dorongan yang mencukupi.

“Mesin pertama mengalami masalah 37 detik setelah pesawat lepas landas di ketinggian 1.200 kaki,” kata Wang.

Pilot juga sudah mengumumkan flameout yang biasanya terjadi ketika cadangan bahan bakar ke mesin terganggu atau ketika ada kesalahan pembakaran.
 
“Kru pesawat kemudian meningkatkan akselerasi mesin 2 di sebelah kanan. Mesin masih tetap beroperasi namun keduanya tidak  menghasilkan tenaga,” jelasnya.

Kata dia, pesawat itu bisa terbang dengan satu mesin. Pesawat TransAsia itu dijalankan dengan dua mesin Pratt & Whitney PW127M. Pratt & Whitney adalah bagian dari United Technologies. Pilot TransAsia dianggap sebagai pahlawan karena berhasil menghindarkan pesawat jatuh di tempat keramaian masih. Jenazahnya sudah ditemukan dalam keadaan masih memegang kemudi.

Liao Chien-tsung (42 tahun) dianggap sebagai pahlawan oleh Wali Kota Taipei karena mampu mengemudikan pesawat itu di antara apartemen dan gedung komersial sebelum jatuh ke sungai. Jenazah Liao dan kopilotnya sudah berhasil dievakuasi dengan kondisi yang mengenaskan. (Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI