Suara.com - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi hak-hak anak di dunia, Committee on the Rights of the Child (CRC) merilis laporan mengejutkan soal ISIS. Menurut CRC, seperti dikutip Reuters, ISIS menjual anak-anak Irak yang mereka culik sebagai budak syahwat. Tak hanya itu, CRC menambahkan, ISIS juga melakukan pembunuhan, baik dengan cara menyalib, maupun mengubur mereka hidup-hidup.
Lebih lanjut, CRC mengatakan, ISIS memanfaatkan remaja di bawah usia 18 tahun sebagai pembom bunuh diri, pembuat bom, informan, maupun perisai untuk melindungi fasilitasnya dari serangan udara Amerika Serikat (AS) dan koalisinya.
"Anak-anak dari kaum minoritas ditangkapi di berbagai tempat... dijual di sebuah pasar dan dibanderoli harga, mereka dijual sebagai budak," kata ahli dari komite CRC, Renata Winter dalam sebuah briefing dengan media, hari Rabu (4/2/2015).
"Kami benar-benar prihatin pada penyiksaan dan pembunuhan anak-anak tersebut, khususnya mereka yang berasal dari kaum minoritas, namun tidak hanya dari minoritas," tambah Renata.
Renata mengungkap, anak-anak dari sekte Yazidi dan komunitas agama tertentu, yang jadi korbannya.
"Kami mendapat laporan, khususnya anak-anak yang mengalami masalah mental, yang dimanfaatkan sebagai pembom bunuh diri, tidak paham atas apa yang mereka lakukan," ujar Renata.
"Ada video yang beredar di dunia maya, yang menunjukkan anak-anak berusia muda, diperkirakan berusia delapan tahun, bahkan lebih muda, dilatih untuk menjadi tentara anak-anak," lanjut Renata.
CRC mengutuk berbagai aksi yang dilakukan ISIS tersebut. Ada 18 pakar independen yang melakukan penelitian dan menyusun laporan tersebut. Mereka mendesak pemerintah Irak mengambil tindakan untuk menyelamatkan anak-anak tersebut dan menghukum mereka yang bertanggung jawab. (Reuters)