Suara.com - Penguasa Yordania, Raja Abdullah II bersumpah bahwa Yordania akan melakukan aksi keras setelah menggantung dua napi militan, menyusul perbuatan biadab kelompok tersebut, membakar hidup-hidup salah satu pilot pesawat tempur Yordania.
Pembunuhan terhadap sang pilot, Muath al-Kasaesbeh memicu kecaman dari dunia internasional. Yordania pun langsung mengesekusi mati dua tawanan yang memiliki hubungan dengan ISIS sekaligus. Kedua tawanan tersebut adalah pelaku bom bunuh diri Sajida al-Rishawi dan anggota Al-Qaeda, Ziad al-Karboli.
Raja Abdullah mempersingkat kunjungannya ke Amerika Serikat dan pulang ke Amman, Yordania, menyusul pembunuhan terhadap salah satu pilot terbaiknya.
"Darah martis Muath al-Kasaesbeh tidak akan sia-sia. Yordania dan angkatan bersenjatanya akan merespon keras apa yang terjadi pada anak terkasih kami, kata Raja Abdullah II.
Menteri Penerangan Yordania Muhammad al-Momani mengatakan, Yordania kini menjadi lebih bersemangat untuk memerangi kelompok teror ISIS. Yordania bersumpah akan mulai membunuhi satu-persatu tawanan yang memiliki kaitan dengan ISIS menyusul pembunuhan Kasaesbeh.
Awalnya, ISIS sudah menawari Yordania untuk melepaskan Sajida al-Rishawi dari tahanan. Sebagai gantinya, ISIS akan melepaskan tawanan jurnalis Jepang, Kenji Goto, dan membiarkan Kasaesbeh hidup. Namun, Yordania enggan bernegosiasi dengan ISIS. Akhirnya, ISIS memenggal Kenji Goto dan membakar hidup-hidup Kasaesbeh.
Pembunuhan atas Kasaesbeh direkam dalam sebuah video. Dalam video tersebut, Kasaesbeh dibakar hidup-hidup di dalam sebuah kurungan hingga mati. Kasaesbeh menjadi tawanan ISIS sejak tahun lalu. Ia ditangkap setelah pesawat F-16 yang ia terbangkan jatuh di Raqqa, Suriah, ketika dirinya sedang melakukan misi dari Yordania. (CNA)