Selain berdoa, dia juga selalu punya sesuatu yang membuatnya tetap bertahan. Niat.
Bos James, Todd Wilson, manajer di pabrik Schain Mold & Engineering, mengatakan bahwa James yang selalu datang tepat waktu, jadi standar kedisiplinan bagi perusahaannya.
"Saya bilang, jika lelaki ini (James) bisa sampai sini, berjalan melewati salju dan hujan, perlu Anda tahu, saya punya pegawai lain yang tinggal di Pontiac, yang cuma berjarak 10 menit dari sini, dan mereka bilang mereka tidak bisa datang tepat waktu," kata Todd.
Sebagai bentuk simpati dan penghargaan atas kedisiplinan James, sang manajer selalu mentraktirnya makan malam, dengan hidangan spesial yang dibuatkan istrinya. Todd juga mengaku pihaknya sedang berupaya mencarikan kendaraan buat James.
"Jika saya mau, saya bisa menjemputnya. Tapi James adalah tipe orang yang tak mau sembarangan menumpang mobil orang. Ia tidak ingin kebebasannya terusik," ujar Todd.
Sejak kisah James dipublikasikan oleh sebuah surat kabar setempat, banyak yang trenyuh. Bantuan pun mengalir bagi lelaki tua yang tabah itu.
Sebuah kampanye penggalangan dana yang dibuat oleh seorang mahasiswa bernama Evan Leedy, telah berhasil mengumpulkan dana sebesar 35.000 Dolar atau setara dengan Rp443 juta. Padahal, awalnya target pengumpulan sumbangan hanya 5.000 Dolar saja atau sekira Rp63 juta.
Tak hanya itu. Sebuah diler penjual mobil juga menyumbangkan sebuah mobil Chevrolet Cruz atau Sonic keluaran tahun 2014 karena merasa terkesan dengan semangat James. (News.com.au)