Suara.com - Seorang pakar senjata kimia ISIS tewas terbunuh dalam sebuah serangan udara yang dilancarkan pasukan koalisi di Mosul, Irak, pekan lalu. Informasi tersebut disampaikan dalam laporan Komando Pusat Amerika Serikat (AS) hari Jumat (30/1/2015).
Abu Malik, demikian nama si pakar senjata kimia. Menurut AS, Abu Malik melatih anggota ISIS untuk menggunakan senjata kimia.
Laporan itu juga menyebutkan, Abu Malik merupakan insinyur senjata kimia di rezim pemerintahan Presiden Irak Saddam Hussein. Abu Malik kemudian bergabung dengan kelompok Al-Qaeda di Irak pada tahun 2005.
"Kematiannya (Abu Malik) diharapkan dapat untuk sementara mengganggu jaringan teroris dan menghambat kemampuan ISIS untuk membuat dan menggunakan senjata kimia," bunyi laporan tersebut.
Kendati demikian, hingga kini belum ada bukti bahwa ISIS memiliki persenjataan kimia. Namun, ada dugaan ISIS menggunakan klorin, sejenis gas yang tidak mematikan, jika dibandingkan dengan gas syaraf.
"Abu Malik, juga dikenal sebagai Salih Jasim Mohammed Falah al-Sabawi, terlibat dalam produksi senjata kimia pada tahun 2005, dan merencanakan serangan di Mosul dengan AQI (Al-Qaeda di Irak)," sambung laporan tersebut.
Pasukan koalisi pimpinan AS telah melancarkan lebih dari 2.000 serangan udara terhadap basis-basis ISIS di Suriah dan Irak sejak tanggal 8 Agustus 2014 silam. (Al Arabiya/AFP)