Sistem Komputer di AirAsia Mati, KNKT Masih Investigasi

Doddy Rosadi Suara.Com
Sabtu, 31 Januari 2015 | 11:45 WIB
Sistem Komputer di AirAsia Mati, KNKT Masih Investigasi
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan (kanan) didampingi Ketua KNKT Tatang Kurniadi (kiri) memberikan penjelasan kepada wartawan tentang instrumen yang ada dalam kotak hitam. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua sumber yang mengaku paham dengan peristiwa jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 mengungkapkan, Pilot AirAsia mematikan sebuah sistem komputer penting saat pesawat nahas itu tengah berjuang untuk lolos dari cuaca buruk di atas Laut Jawa pad 28 Desember 2014 lalu.

Namun, dalam jumpa pers Kamis lalu, KNKT tidak menyebut soal sistem komputer yang dimatikan itu.  Salah satu anggota tim penyidik KNKT, Ertata Lananggalih mengatakan, informasi tentang matinya sistem komputer tambahan itu masih dalam proses investigasi.

“Tentang sistem komputer tambahan itu, saya tidak bisa membantah atau mengonkonfirmasi. Karena itu masalah teknis dan masuk dalam wilayah investigasi. Saat ini, sistem komputer tambahan itu masih dalam tahap investigasi,” kata Ertata.

Sementara itu, mantan pilot A320, John Cox mengatakan, pilot pesawat Airbus dilarang untuk mematikan sistem tersebut karena tersambung dengan komputer lain di dalam pesawat. “Mematikan satu sistem komputer akan mempengaruhi sistem lainnya,” katanya.

Namun, sejumlah ahli yang lain mengungkapkan, meski sistem komputer tersebut mati, pesawat masih tetap bisa terbang dengan cara manual.

Berdasarkan wawancara Bloomberg dengan dua sumber yang mengaku "mengetahui rincian penyelidikan itu", diketahui bahwa para pilot mematikan sebuah sistem komputer untuk keamanan penerbangan saat situasi krisis itu berlangsung. Sistem itulah yang memberikan serangkaian peringatan dan alarm terkait bahaya kepada pilot.

Sistem yang terdiri dari dua komputer itu berfungsi mengendalikan kemudi pesawat, mencegahnya membelok terlalu tajam dan mencegah pesawat terbang terlalu pelan.

Tak jelas, mengapa para pilot mematikan sistem itu atau mengapa pesawat itu tiba-tiba melesat dengan cepat ke atas karena para pilot masih bisa menerbangkan pesawat itu secara manual. (Bloomberg/Guardian/IBTimes)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI