Suara.com - Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat Soekarwo memastikan tak akan maju sebagai calon ketua umum dalam kongres yang direncanakan digelar Maret 2015.
"Tidaklah, saya tidak akan maju ketua umum. Kalau maju, saya mau jadi ketua panitia saja," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jumat malam (31/1/2015).
Politisi yang juga Gubernur Jawa Timur tersebut bahkan menegaskan menolak jika ada dewan pimpinan daerah (DPD) yang mengusungnya maju dan bersaing dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kalau ada yang mendorong, saya tetap tidak mau. Secara kualitas saya juga belum cocok jadi ketua umum," kata pria yang akrab disapa Pakde Karwo tersebut.
Menurut dia, untuk menjadi ketua umum harus total mengurus partai, sementara dirinya saat ini masih menjabat sebagai kepala daerah.
Bahkan, ketika disinggung posisi sekretaris jenderal, suami Nina Kirana tersebut tetap menolaknya dengan dalih posisinya yang tidak menetap di Ibu Kota.
"Sesuai aturan partai, posisi sekjen harus berada di Jakarta agar lebih fokus. Kalau saya konsentrasi di Surabaya saja dan mengurus Jawa Timur," ucapnya.
Soekarwo selaku Ketua DPD Partai Demokrat Jatim tersebut juga menjelaskan jika SBY terpilih kembali dalam kongres mendatang maka sejumlah tokoh mengusulkan tetap ada majelis tinggi, namun tidak dirangkap ketua umum.
Dia juga memastikan, jika SBY terpilih kembali menjadi ketua umum maka sekjen tidak mungkin dijabat kembali oleh Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas.
"Ayah ketua umum, tidak mungkin anaknya menjabat sekjen. Kemungkinan tidak mungkin itu," tuturnya.
Sementara itu, dua bulan menjelang kongres, sejumlah nama calon ketua umum selain SBY mulai mengemuka, antara lain Gede Pasek Suhardika, Marzuki Alie, Akbar Yahya.
Sedangkan terkait tempat pelaksanaannya, dia mengakui ada tiga tempat yang sudah diusulkan oleh DPP, yakni Bali, Surabaya dan Jakarta.