Ini Dia 18 Laporan Hasil Investigasi AirAsia QZ8501

Kamis, 29 Januari 2015 | 16:21 WIB
Ini Dia 18 Laporan Hasil Investigasi AirAsia QZ8501
Kapal Crest Onyx mengangkat ekor pesawat Air Asia QZ8501 di perairan Laut Jawa, Sabtu (10/1). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Tim Investigasi pesawat AirAsia Mardjono Siswosuwarno menyampaikan 18 laporan faktual terkait kecelakaan AirAsia QZ8501. Laporan ini sebagai tahap awal penyelidikan.

"Belum lengkap tapi semacam updating. Laporan awal ini juga akan memberikan semacam pandangan tentang arah penyelidikan selanjutnya," ujar Mardjono di Kantor KNKT, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Kamis (29/1/2015).

Ke-18 laporan yang telah yang telah diperoleh KNKT setelah mempelajari isi dari kotak hitam. Nantinya informasi itu akan lebih akurat apabila pihaknya telah melakukan release keseluruhan.

"Informasi tamabahan kemungkinan akan ada, dan informasi hari ada 18 poin, faktual informasinya yang dikumpulkan," tambah dia.

Untuk diketahui KNKT mengaku akan mempercepat penyelidikan isi dari kotak hitam persawat AirAsia. Hal itu diungkapkan Ketua KNKT, Tatang Kurnia.

"Kami memiliki aturan 12 bulan, namun kita akan percepat untuk final report kita akan percepat 7 sampai 8 bulan setelah kejadian itu," ujar Tatang.

Jika KNKT terbukti menyelesaikan dalam waktu delapan bulan, maka lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan oleh aturan International Civil Aviation Organization (ICAO) menargetkan final laporan tersebut adalah 12 bulan.

Berikut 18 laporan awal AirAsia QZ 8501:

1. Pesawat dalam kondisi layak terbang dan dioperasikan dalam batas-batas berat dan keseimbangan.

2. Semua awak pesawat mempunyai lisensi yang masih berlaku dan punya medical sertificate yang masih berlaku.

3. Second in command atau co pilot, dialah yang menerbangkan pesawat itu. Sedangkan kapten yang sebelah kiri dia sebagai pilot monitoring.

4. Pesawat tersebut menjelajah di ketinggian 32 ribu kaki. Pada Pukul 23.11 GMT terjadi kontak awal dengan ATC Jakarta. Pilot menginformasikan pesawat sedang berbelok ke kiri dari jalur M-635.

5. Terdeteksi radar Jakarta pada saat belok pukul 23.12 GMT pilot minta kemungkinan fligt level lebih tinggi ke 38 ribu kaki.

6. Pada saat membelok pada jam 23.12 GMT pilot meminta menaikan ketinggian. ATC Jakarta mengatakan standby. Tunggu dulu.

7. Pada jam 23.16 GMT, ATC mengizinkan naik ke 34 ribu kaki.

8. Pada saat kejadian tersedia informasi satelit cuaca yang menunjukan ada formasi awan Cb dengan puncak awan mencapai 44 ribu kaki.

9. Posisi terakhir pesawat ditunjukan layar ATC Jakarta ada pada kordiant LS 3° 34 48 BT 109° 41 50,47. Ketinggian pada 24 ribu kaki. Posisi telah bergeser belok kiri.

10. Pada 30 Desember dari Basarnas menemukan jasad dan beberapa bagian pesawat yang terapung.

11. Pada 9 Januari bagain cukup besar yakni ekor ditemukan.

12. Pada tanggal 12 Januari 2015 FDR atau bagian black box di temukan. FDR tersebut di bawa ke Jakarta dan esok harinya sudah berhasil didownload merekam 1200 parameter dan 147 jam rekaman suara.

13. Pada tanggal 13 Januari CVR ditemukan kordiat LS: 3° 37 18,1 BT: 109° 4 42 42,2. CVR ini merekam dua jam terakhir penerbangan AirAsia. Kondisi rekaman bagus.

14 Recorder itu dibaca dan didownload di fasilitas laboratorium milik KNKT. Tahapan persiapan, pelaksanaan hingga download dilakukan dalam kurun waktu 11 jam.

15 Data CVR dan FDR menunjukan sebelum kejadian pesawat tersebut menjelajah dengan stabil di ketinggian 32 ribu kaki.

16. Data rekaman FDR dan CVR berakhir di jam 23.20 UTC (Universal Time Coordinate).

17. Hingga 27 Januari, 70 jenazah ditemukan.

18. Evakuasi dan pencarian diteruskan dan akan diupdate perihal data-data dan akan dicantumkan dalam laporan akhir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI