Warga Malaysia Buka Sekolah untuk Anak-anak TKI

Ardi Mandiri Suara.Com
Rabu, 28 Januari 2015 | 04:13 WIB
Warga Malaysia Buka Sekolah untuk Anak-anak TKI
Ilustrasi sejumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI). (Antara/Joko Sulistyo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sepasang suami-istri warga negara Malaysia yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan anak-anak buruh migran Indonesia di negaranya menyediakan ruangan di bangunan flat yang dijadikan tempat pendidikan anak-anak tersebut.

Raja Kamaruddin bin Raja Abdul Wahid dan istrinya, Puan Sharina, menyediakan tempat untuk belajar bagi anak-anak BMI di kawasan Klang, Selangor, Malaysia.

Tempat belajar yang diberi nama Pusat Pendidikan Warga Indonesia (PPWI) Insan Malindo itu mendapat kunjungan Wakil Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono dan sejumlah staf KBRI Kuala Lumpur, Selasa (28/1/2015).

Pak Raja, demikian biasa disapa, masih memiliki garis keturunan Bugis, Sulawesi Selatan.

Ia menyediakan empat ruangan kelas untuk tempat belajar anak-anak TKI agar mereka bisa mendapatkan pendidikan formal layaknya seperti di Indonesia.

Selain pendidikan formal dan agama, mereka juga diajari menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya".

Kebolehan menyanyikan lagu Indonesia Raya itu juga ditunjukkan saat rombongan KBRI Kuala Lumpur berkunjung ke tempat pendidikan tersebut.

Pak Raja menceritakan bahwa awalnya pelajaran yang diberikan adalah pelajaran agama. Namun, sejak mendapatkan dukungan dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia, anak-anak tersebut juga mendapatkan pendidikan seperti di Indonesia.

Dijelaskannya, pendidikan di tempat tersebut mengikuti kurikulum yang ada di Indonesia dan menempatkan seorang tenaga guru yang didatangkan dari Indonesia atas bantuan pihak Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur.

Alhasil, sejumlah murid bisa mengikuti pelajaran tersebut dengan baik, bahkan sejumlah murid di PPWI sudah mengikuti ujian paket A dan B dengan hasil yang relatif cukup memuaskan.

Di Atas 7 Senada disampaikan oleh Atase Pendidikan KBRI Kuala Lumpur, Ari Purbayanto bahwa nilai ujian murid PPWI Insan Malindo relatif cukup bagus, bahkan ada yang mendapatkan rata-rata di atas 7.

"Kami berharap murid-murid lainnya yang mengikuti ujian juga mendapatkan nilai yang bagus-bagus," katanya saat melakukan kunjungan ke lokasi PPWI Insan Malindo di Klang.

Dalam kunjungannya itu, Ari juga memberikan sejumlah bantuan berupa buku pelajaran, alat tulis, serta meja dan kursi atas bantuan dari sejumlah donatur.

Sementara itu, Puan Sharina yang juga kepala sekolah di PPWI menjelaskan jumlah murid saat ini sebanyak 35 orang anak BMI yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia.

"Ada dari suku Bugis, Jawa, Sumatra, dan lainnya," ungkapnya.

Para murid itu, kata dia, dikenai biaya 60 ringgit per orang.

Namun, kata Raja, terkadang ada yang tidak bayar karena orang tuanya sedang mengalami kesulitan uang.

"Meskipun ada yang tidak bayar, sekolah ini tetap terus berlanjut karena kami tidak mencari keuntungan dari penyelenggaraan pendidikan kepada anak-anak TKI ini. Ini adalah bagian zakat dari pendapatan usaha saya," katanya. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI