Nobatkan Suami Ratu Inggris Jadi Ksatria, PM Australia Dikecam

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 26 Januari 2015 | 15:40 WIB
Nobatkan Suami Ratu Inggris Jadi Ksatria, PM Australia Dikecam
Suami Ratu Inggris, Pangeran Philip. (Reuters/Luke MacGregor)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, Australia merayakan Australia Day, hari nasional yang diperingati warga negeri kanguru itu pada setiap tanggal 26 Januari. Australia Day digelar untuk memperingati kedatangan armada kapal Inggris pertama di Port Jackson, New South Wales pada tahun 1788.

Namun, peringatan Australia Day tahun ini diwarnai dengan menghangatnya suhu politik. Adalah keputusan Perdana Menteri Australia Tony Abbott menganugerahkan gelar kesatria kepada bangsawan Inggris, Pangeran Philip, yang memicu kontroversi.

Pangeran Philip, suami penguasa Inggris, Ratu Elizabeth, dinobatkan menjadi Knight of the Order of Australia, gelar tertinggi dalam pemerintahan Australia bertepatan dengan peringatan Australia Day. Menurut PM Abbott, gelar itu diberikan sebagai penghargaan atas pengabdian Pangeran Philip yang luar biasa.

Namun, keputusan Perdana Menteri dari kubu konservatif itu mendapat kecaman dari politisi kubu republik. Kubu penentang ini dikenal sebagai kubu yang ingin memutuskan hubungan dengan Inggris dan mengangkat seorang presiden bagi Australia.

Australia merupakan negara monarki konstitusional di mana Ratu Inggris bertindak sebagai kepala negara. Meski perannya hanya bersifat seremonial, Ratu Inggris memiliki kuasa untuk menyetujui pembubaran parlemen, seperti yang pernah terjadi pada tahun 1975 silam.

Warga Australia juga mempertanyakan prosedur penganugerahan gelar ksatria tersebut. Pasalnya, gelar tersebut diberikan semata-mata berdasarkan rekomendasi perdana menteri kepada sang ratu. Sementara, setiap warga negara Australia dapat menominasikan seorang warga lainnya untuk mendapatkan gelar kehormatan tertentu.

Sistem pemberian gelar ksatria ini baru diperkenalkan Perdana Menteri Tony Abbott pada tahun lalu. Sistem ini menuai kritik dari masyarakat lantaran dinilai menyinggung sentimen nasional. Pada saat itu Abbott mengatakan, keputusannya itu ditujukan untuk menghargai "figur-figur Australia di masa lalu".

Namun, Abbott tetap bersikukuh pada pendiriannya. Ia berdalih, monarki sudah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Australia sejak tahun 1788. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI