Saat ini, penyelidik Lee Brickley tengah mencari tahu mengapa sosok yang kisahnya diadaptasi ke dalam sebuah game itu muncul dan menakuti banyak warga.
"Banyaknya penampakan di waktu yang hampir bersamaan ini sangat tidak biasa. Salah satu teorinya, ini tidak ada hubungannya dengan hal supranatural dan saksi mata terbangun dari tidur namun tidak bisa menggerakkan tubuhnya," kata Lee.
"Ada pula laporan yang menyebutkan bahwa Slender Man menindih para korbannya, seperti duduk di atas dada mereka," lanjut Lee.
Slender Man sudah menjadi mitos selama berabad-abad di berbagai penjuru dunia. Di Skotlandia, sosok tersebut biasa disebut Fear Dubh. Di Belanda, sebutannya Takkenmann, sementara di Jerman, orang biasa menyebutnya Der Grosse Man.
Dalam legenda, Slender Man disebut kerap menculik anak-anak. Bahkan, kisah si Slender Man pun pernah menginspirasi dua bocah perempuan asal Wisconsin, Amerika Serikat, untuk menikam seorang rekan mereka. Aksi itu mereka lakukan agar menjadi anak buah Slender Man. (Metro)