Suara.com - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dalam sebuah video terbaru yang diluncurkan akhir pekan ini, menunjukkan jenazah Haruna Yukawa, satu dari dua warga Jepang yang mereka sandera sejak 2014.
Sebelumnya pada Selasa (20/1/2015) ISIS mengunggah sebuah video di internet menunjukkan dua warga Jepang, Yukawa dan jurnalis Kenji Goto, yang disandera di Suriah. ISIS mengancam akan membunuh keduanya jika Pemerintah Jepang tidak menyediakan uang Rp2,5 triliun dalam 72 jam.
Tetapi setelah tenggat waktu 72 jam lewat, muncul video bergambar jenazah Yukawa. Dalam video itu itu ISIS mengancam akan membunuh Goto jika seorang perempuan bernama Sajida al-Rishawi, yang kini berada dalam tahanan pemerintah Yordania tidak dilepaskan.
Dalam videonya, ISIS menyebut Sajida sebagai "saudari kami yang dipenjara."
Siapakah Sajidah, perempuan yang demi dirinya ISIS rela kehilangan Rp2,5 triliun?
Sajidah masuk dalam catatan sejarah setelah peristiwa pemboman di sebuah beberapa hotel di Yordania pada 2005. Dia bersama suaminya membawa bom pada November 2005 dalam sebuah aksi bunuh diri di Radison Hotel.
Dalam sebuah pengakuan di stasiun televisi lokal pada 2005, Sajidah dengan tenang bercerita tentang pemboman yang menewaskan suaminya dan bagaimana bom yang diikat pada tubuhnya gagal meledak.
"Suami saya meledakan bomnya dan saya mencoba meledakkan bom saya, tetap gagal. Orang-orang berlari, dan saya berlari bersama mereka," Sajidah bercerita tentang peristiwa yang menewaskan puluhan orang itu.
Pada 2006 Sajidah dihukum mati, tetapi di tahun yang sama Yordania menetapkan moratorium eksekusi mati. Bulan depan Yordania kembali akan melakasanakan eksekusi mati.
Pemerintah Yordania mengatakan bahwa Sajidah, yang kini berusia sekitar 40an, bersama suaminya Ali al-Shamari berencana meledakan diri di Radison Hotel. Bom yang dibawa Ali meledak membunuh 38 orang dalam sebuah pesta pernikahan di hotel itu.
Tiga pembom bunuh diri lainnya meledakan diri di tiga hotel lainnya menewaskan 57 orang di waktu yang sama.
Sajidah mengaku dia adalah warga Irak yang tinggal di Ramadi. Ia masuk ke Yordania bersama suaminya menggunakan pasport palsu. (CNN)
BACA JUGA:
Terungkap, Asal-usul Al Quran Raksasa yang Muncul di Sidoarjo
Ini Penyebab Badan AirAsia QZ8501 Gagal Diangkat
Putranya Dibunuh, Seorang Ayah Bantai 7 Anggota ISIS
TNI Turun Tangan Kalau KPK 'Diserang' Polisi