Suara.com - Presiden Yaman Abd Rabbu Mansour Hadi mundur dari jabatannya pada hari Kamis (22/1/2015). Kepala negara yang dibekingi oleh Amerika Serikat itu mundur setelah pasukan yang memihak faksi politik Houthi menyerbu kediamannya dan terlibat baku tembak dengan pasukan pemerintah dalam beberapa hari terakhir.
"Kami meminta maaf kepada Anda secara pribadi dan kepada dewan yang terhormat, juga kepada rakyat Yaman setelah kami menemui jalan buntu," sebut seorang juru bicara pemerintah mengutip surat pengunduran diri Hadi.
Hal itu disampaikan kepada juru bicara parlemen, yang otomatis menjadi kepala negara sementara berdasarkan konstitusi.
Kendati demikian, pengunduran diri Hadi ditolak oleh parlemen Yaman. Mereka akan menggelar sebuah sesi parlemen darurat pada hari Jumat (23/1/2015) untuk membahas keputusan sang presiden.
Pengunduran diri Hadi disambut baik oleh kelompok Houthi. Hal itu disampaiakn seorang petinggi kelompok tersebut melalui akun Twitternya.
"Pengunduran diri Hadi adalah kegembiraan bagi seluruh rakyat Yaman," kata Abu al-Malek Yousef al-Fishi.
Menurut salah seorang sumber yang dekat dengan Hadi, alasan utama presiden mengundurkan diri adalah lantaran jatuhnya ibu kota Sanaa ke tangan kelompok Houthi sejak September tahun 2014 lalu. Hadi selalu berseberangan dengan kelompok yang mencoba mendikte pemerintahannya.
Hadi mengundurkan diri tak berapa lama setelah Perdana Menteri Khalid Bahah menyarankan agar pemerintah mengundurkan diri. Alasannya, pemerintah tidak ingin terlibat terlalu jauh dalam kekacauan politik yang tengah melanda negara tersebut. (Reuters/Al Arabiya)