"Saya sempat keteteran saat semester tiga dan empat karena pada masa itu jadwal belajarnya pagi, sementara pulang kerja terkadang jam 02.00 dini hari. Tapi, lambat laun ketemu sendiri iramanya," ujarnya.
Bantu Keluarga
Sejak bekerja sebagai pramusaji, Fari otomatis tidak lagi memberatkan kedua orangtuanya. Baginya, ini menjadi keberkahan di tengah kondisi ekonomi keluarga yang tengah limbung.
Sang ayah, Karmin Ks (54) kini terbaring sakit dan sudah pensiun dari pekerjaan sebagai wartawan di harian lokal.
"Semula ibu yang menggantikan peran ayah dengan berjualan gorengan di rumah, tapi karena kondisi ayah makin memprihatinkan jadi saya suruh ibu untuk fokus mengurus ayah saja," katanya.
Kini, dalam suasana ekonomi tidak stabil tersebut, Fari bertindak sebagai penopang kebutuhan keuangan keluarga. Penghasilannya sebesar Rp600.000 per bulan digunakan sebagian besar untuk kebutuhan keluarga.
Beruntung baginya mendapat kesempatan berbisnis online penjualan pakaian dengan cara berbagi modal kerja dengan seorang teman.
"Ada sedikit-sedikit untung dari jual pakaian, ambil barang dari teman di Bandung. Kelebihan ini biasanya ditabung dan bantu biaya sekolah adik yang masih SMP," ujarnya.
Di tengah perjalanan hidupnya yang tidak seenak remaja lain, Fari tetap optimistis dalam menatap hari depan. Baginya yang terpenting adalah kemauan untuk berusaha.
"Orang bilang kuliah itu mahal, tapi bagi saya tidak. Asal mau berusaha, kita bisa membiayai kuliah sendiri," ujarnya.