KNKT Jamin Hasil Investigasi AirAsia Bebas Intervensi

Achmad Sakirin Suara.Com
Selasa, 20 Januari 2015 | 18:51 WIB
KNKT Jamin Hasil Investigasi AirAsia Bebas Intervensi
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan (kanan) didampingi Ketua KNKT Tatang Kurniadi (kiri) memberikan penjelasan kepada wartawan tentang instrumen yang ada dalam kotak hitam (Black Box) di Lanud TNI AU Iskandar, Pangkalan Bun Kalteng, Selasa (13/1). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi menjamin hasil investigasi kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 tanpa campur tangan atau intervensi pihak manapun.

"Dalam investigasi 'black box' (kotak hitam) tidak dicampuri oleh kepolisian, atau kejaksaan manapun karena kami ingin betul-betul hasilnya murni investigasi," kata Kepala KNKT Tatang Karyadi dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR di Jakarta, Selasa (20/1/2015).

Tatang juga mengatakan, pihaknya akan taat prosedur dan tidak akan menyalahkan pihak tertentu terkait hasil investigasi yang akan muncul nanti.

"Prinsipnya no blaming (tidak menyalahkan), tidak jump into conclusion (langsung menarik kesimpulan), dan hasil ini pun tidak bisa dibawa ke pengadilan untuk dijadikan alat bukti (non-judicial)," tuturnya.

Tatang mengatakan, kotak hitam yang ditemukan langsung diunduh, baik flight data recorder pada 12 Januari 2015 maupun cockpit voice recorder pada 13 Januari 2015.

Dalam investigasi tersebut, lanjut dia, dilakukan oleh satu tim yang terdiri dari 34 anggota, diketuai Ketua Investigas KNKT Mardjono serta dipantau oleh saksi satu dari Prancis dan satu Australia. Tim tersebut dibentuk tiga hari setelah kejadian pesawat nahas itu jatuh di Selat Karimata 28 Desember 2014.

"Ini investigasi yang belum pernah terjadi sebelumnya, lebih dari 24 jam kami tidak tidur dalam mengunduh karena ingin prosesnya cepat," ungkapnya.

Dia juga menjamin bahwa hasil investigasi tersebut akan diakui secara internasional, karena mengerahkan tenaga-tenaga yang profesional, baik dari segi penyelam atau pun dari investigator.

"Repot sekali kalau ditanya oleh pihak internasional, saya jamin taruhannya jabatan saya, saya siap dicopot jabatan apabila hasil ini tidak netral," tandasnya.

Namun, Tatang juga sempat mengajukan peralatan untuk pelacakan di lapangan, seperti "ping locator" yang hanya dimiliki oleh KNKT sebanyak dua unit, sementara sisanya pinjaman, yakni dua unit dari Singapura, satu Inggris dan satu Tiongkok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI