Perdana Menteri Jepang Geram Warganya Akan Dibunuh ISIS

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 20 Januari 2015 | 18:32 WIB
Perdana Menteri Jepang Geram Warganya Akan Dibunuh ISIS
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, berbicara dalam jumpa pers di Yerusalem, Selasa (20/1) [Reuters/Ammar Awad].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, pada Selasa (20/1/2015), mengecam Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang mengancam akan membunuh dua tawanan berkebangsaan Jepang. Abe juga mengatakan bahwa dunia internasional tidak boleh menyerah terhadap terorisme.

Dalam sebuah jumpa pers di Yerusalem, Abe yang memang sedang dalam lawatan enam hari ke Timur Tengah, mengatakan bahwa Jepang akan mengerahkan segala upaya untuk membebaskan kedua warganya itu.

ISIS pada Selasa merilis video di internet, yang menayangkan dua tawanan berkebangsaan Jepang. ISIS mengatakan akan membunuh keduanya, jika Abe tidak membayar uang tebusan senilai 200 juta dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp2,5 triliun dalam waktu 72 jam setelah ancaman itu diumumkan.

"Komunitas internasional harus merespon dengan tegas dan bekerja saja, tanpa harus gentar menghadapi terorisme," kata Abe.

Ketika ditanya apakah pemerintah Jepang akan membayar uang tebusan kepada ISIS, Abe menjawab, "Dalam kasus ini, kami menempatkan prioritas tertinggi untuk menyelamatkan nyawa, dan mengumpulkan informasi dengan bantuan negara-negara lain. Kami akan mengerahkan segala upaya untuk menyelamatkan nyawa kedua sandera," ujar dia.

Abe pada Sabtu kemarin (17/1/2015), mengatakan bahwa Jepang akan mendonasikan 200 juta dolar AS untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi negara-negara yang berkonflik dengan ISIS.

Dalam jumpa pers hari ini, Abe menegaskan tidak akan membatalkan bantuan itu karena sifatnya hanya kemanusiaan, bukan militer.

"Jepang akan terus berkontribusi pada wilayah-wilayah nonmiliter, termasuk menyediakan dukungan untuk para pengungsi dari Irak dan Suriah," tegas Abe.

"Bantuan 200 juta dolar AS dari Jepang adalah bantuan kemanusian, bertujuan untuk menyediakan bahan makanan dan alat-alat kesehatan untuk menyelamatkan orang-orang yang kehilangan rumah mereka dan menjadi pengungsi. Menurut saya, itu adalah bantuan yang paling dibutuhkan oleh pengungsi," beber Abe. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI