Teknik Pemodelan Arus, Kunci Penemuan AirAsia QZ8501

Ruben Setiawan Suara.Com
Minggu, 18 Januari 2015 | 22:18 WIB
Teknik Pemodelan Arus, Kunci Penemuan AirAsia QZ8501
Pemindahan Ekor QZ8501
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh pada Minggu, 28 Desember 2014, menemui titik terang pada hari ketiga atau tepatnya Selasa, 30 Desember 2014. 

Saat itu, Pangkoopsau I Marsda TNI Agus Dwi Putranto melihat ada objek tidak lazim yang mengapung di laut. Lokasinya di Selat Karimata, dekat dengan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Sejumlah benda ditemukan mengapung seperti lempengan logam, badan pesawat hingga jasad penumpang.

Penermuan itu mustahil terjadi tanpa menggunakan teknik pemodelan arus. Penemuan serpihan tersebut bukan suatu kebetulan tetapi berdasarkan data.

Kepala Bidang Teknologi Pemodelan Sumber Daya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr Nani Hendiarti mengatakan begitu pesawat Air Asia dari Surabaya tujuan Singapura itu hilang kontak dari menara pantau, pihak BPPT langsung menggunakan teknik pemodelan hidrodinamika.

Pesawat yang membawa 155 penumpang dan tujuh awak pesawat itu berangkat dari Bandara Juanda Surabaya menuju Singapura pada pukul 05.12 WIB dan hilang kontak di perairan Pulau Belitung dengan titik koordinat 03.22.46 LS dan 108.50.07 BT.

"Pesawat AirAsia jatuh di perairan Belitung. Kita harus tahu dulu, ke mana arus laut pada saat itu," ujar Nani.

Teknik yang digunakan adalah teknik pemodelan berdasarkan analisis data satelit penginderaan jauh satelit TOPEX/Poseidon.

Data dari satelit itu menunjukkan anomali tinggi permukaan air laut atau "Sea Surface Height Anomaly" yang kemudian diturunkan menjadi informasi rerata arah dan kecepatan arus geostropik perairan.

"Pada posisi kotak terakhir di perairan Selat Karimata, arus laut bergerak dari barat laut menuju tenggara dengan kecepatan berkisar 1,5 meter/detik, maka dalam satu hari masa air bergerak sejauh 129.600 m atau 129 km," kata perempuan berjilbab itu.

Di perairan ditemukannya serpihan pesawat, arus laut bergerak menuju timur dengan kecepatan lebih rendah berkisar 0,8 meter/detik atau dalam sehari bergerak sejauh 69 kilometer.

"Dengan data-data dari satelit dan perhitungan hidrodinamika, diketahui serpihan tersebut dari Selat Karimata ke arah Laut Jawa," jelas dia.

Hasil dari pemodelan tersebut, yang digunakan oleh tim SAR untuk mencari pesawat QZ8501 berjenis Airbus A320-200 dengan registrasi PK-AXC yang membawa 155 penumpang terdiri atas 137 orang dewasa, 17 anak-anak, dan satu bayi. Selain itu, juga terdapat dua pilot, empat awak kabin dan satu teknisi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI