Suara.com - Memasuki hari ke 22 operasi pencarian dan evakuasi jenazah korban pesawat AirAsia QZ8501, Minggu (18/1/2015), tim SAR gabungan kembali menurunkan 30 dari 71 penyelam di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
"Hari ini dilaksanakan oleh para penyelam di KRI Banda Aceh berjumlah 71 penyelam, yang dibagi dalam tiga kapal, kapal Crest Onyx ada di sana, kapal Tiongkok masih di sana," kata Direktur Operasi Basarnas Marsma SB Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun.
Supriyadi menjelaskan situasi di bawah laut, saat ini, masih kurang bersahabat sehingga memicu lambannya kerja tim penyelam.
Sebanyak 30 penyelam yang telah diturunkan, sejauh ini belum berhasil mencapai sasaran lantaran besarnya arus bawah laut yang mencapai lima knot.
"Pagi ini sudah dilakukan penyelaman sebanyak 30 orang, di KRI Banda Aceh, namun kondisi di bawah air tidak memungkinkan melakukan penyelaman karena mereka mengalami arus yang deras sampai lima knot," kata Supriyadi.
"Dengan kondisi seperti ini membuat mereka naik kembali, hal ini menjadi kesulitan rekan-rekan dari penyelam melakukan tugasnya," Supriyadi menambahkan.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Minggu (28/12/2014) pagi, pesawat AirAsia mengalami lost contact. Pesawat jenis Airbus A320 dengan rute Surabaya- Singapura mengalami lost contact pada pukul 06.17 WIB di sekitar Pulau Belitung pada titik koordinat 03°22’15”S - 109°41’28.” Pesawat bertolak dari Surabaya sekitar pukul 05.35 WIB dan seharusnya tiba di Bandara Changi Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Pesawat tersebut ternyata jatuh di Selat Karimata. Adapun jumlah orang yang berada di dalam pesawat sebanyak 162 orang yang terdiri dari 138 dewasa, 16 anak-anak, satu bayi, dan tujuh awak pesawat.
Sejauh ini, baru 51 jenazah yang berhasil ditemukan.