"Benda yang diduga kotak hitam itu terhalang seprihan pesawat, sehingga untuk memastikan kebenarannya tim akan melakukan penggeseran serpihan pesawat menggunakan balon," katanya.
Pada Senin, 12 Januari 2015 pukul 05.00 KN Jadayat kembali bergerak ke lokasi, penyelaman pertama mengarah ke bagian ekor C.77, pada 07.15 tim penyelam kedua, yakni Serda Rajab Suwarno dari Dinas Selam Bawah Air Armada Timur (Armatim) berhasil mengangka salah satu bagian kotak hitam, yakni 'flight data recorder' (FDR).
Pada pukul 09.10, kotak hitam dibawa ke KRI Banda Aceh oleh KNKT dan pada 13 Januari, tim kembali menemukan "cockpit video recorder" ditemukan di sekitar 15-20 ke arah barat daya ditemukannya FDR.
"KN Jadayat juga memasang 'special mark yellow light buoy' di dekat lokasi ditemukannya serpihan badan, sebagai penanda bagi keluarga korban yang mungkin akan melakukan tabur bunga," katanya. (Antara)