Suara.com - Kementerian Perhubungan memaparkan kronologis penemuan kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501, dengan menggunakan Kapal Negara (KN) Jadayat.
Direktur Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Tonny Budiono di, Jakarta, Jumat (16/1/2015) kemarin, mengatakan, pada Minggu 28 Desember 2014, enam armada langsung menuju lokasi kejadian. Keenam armada tersebut di antaranya, KN Andromeda, KN Alnilam, KN Mitra Utama, KN Alugara, KN Sarotama dan KN Trisula.
Sedangkan, lanjut dia, lima armada lainnya, yakni KN Jadayat, KN Chundamani, KN Bima Sakti Utama, KN Arcturus dan KN Mithuna, berangkat pada 29 Desember 2014.
"Pada hari ke-10 (6/1/2015), pencarian KN Jadayat mulai ditugaskan secara khusus untuk melakukan pencarian 'black box' pesawat AirAsia QZ8501," katanya.
Tonny mengatakan, KN Jadayat bergerak menuju koordinat yang ditentukan diiringi oleh KN Andromeda dan KN Alugara serta dibantu oleh tim KNKT Singapura, tim ahli Marine and Port Authority (MPA) Singapura.
KN Jadayat juga dilengkapi dengan alat pendeteksi kotak hitam, yakni pinger locator dan robotic operated vehicle untuk mengambil bisual gambar di dasar laut.
"Pada 7 Januari 2015 pukul 08.30 alat pinger locator menangkap sinyal suara ping sebanyak dua ketukan yang menandakan kotak hitam berada di lokasi tersebut," katanya.
Kemudian, lanjut Tonny, Tim MPA Singapura melakukan survei dengan side scan sonar untuk mendapatkan bentuk objek di bawah laut dan menindaklanjuti hasil survei dengan menggunakan "pinger locator".
"Keesokan harinya, 8 Januari, sayangnya laut Selat Karimata tidak bersahabat untuk menurunkan tim penyelam, gelombang mencapai tiga hingga empat meter," katanya.
Tonny mengatakan, meskipun demikian, pencarian tetap dilakukan hingga pada 11 Januari 2015, sinyal ping yang diterima oleh ping locater menunjukkan sinyal "beacon black box" terkuat pada titik yang dimaksud.