KM Habibi Tenggelam, Satu ABK Tewas

Ardi Mandiri Suara.Com
Sabtu, 17 Januari 2015 | 06:47 WIB
KM Habibi Tenggelam,  Satu ABK Tewas
Ilustrasi kapal tenggelam. (shutterstock_146623823)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak dua korban yang selamat dalam peristiwa tenggelamnya KM Habibi pada Rabu (14/1/2015) lalu, hingga kini masih menjalani perawatan di rumah sakit umum daerah Kota Sorong.

Dua korban adalah nahkoda KM Habibi bernama Rusdi Deri (30), dan anak buah kapal, Arjun Hasan (22). Sedangkan satu korban yang meninggal dunia yakni Babak (65), rencananya akan dikebumikan Sabtu (17/1/2015), di Kota Sorong, Papua Barat.

Kepala Kepolisian Resort Raja Ampat, AKBP Nelson, Sagala, saat dihubungi Suara.com mengatakan, tenggelamnya kapal tersebut akibat disapu ombak setinggi empat meter di perairan Boni, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat.

Pada Rabu siang sekitar pukul 14.00 WIT, kapal yang memuat barang berupa meja, kursi, lemari, papan tulis dan tiga tiang bendera milik SMP Kabare itu, bertolak dari pelabuhan Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat dengan tujuan pelabuhan Kabare, Distrik Kabare, Kabupaten Raja Ampat.

Sekitar pukul 20.00 WIT, tepatnya di perairan Boni kapal tersebut dihantam ombak setinggi 4 meter sehingga menyebabkan kapal terbalik dan menenggelamkan barang serta awak kapal.

"Saat kapal tenggelam, salah satu ABK yaitu Babak sempat hilang karena faktor usia yang sudah tua jadi kemungkinan tidak bisa berenang. Tapi pada hari Jumat sekitar jam 11 pagi, korban Babak berhasil ditemukan oleh masyarakat setempat dalam kondisi meninggal dunia," kata Nelson.

Sebelumnya lima orang guru dan dua nelayan dikabarkan hilang dan belum juga ditemukan. Lima guru yang menumpangi kapal motor berkekuatan 15 PK, hilang setelah kapal mereka diterjang ombak di perairan Supiori, Papua sejak 7 Januari lalu. Sedangkan dua nelayan yang hilang mulai 6 Januari, diduga hanyut di perairan Wutung,Papua Nugini. Tim SAR yang turun melakukan pencarian korban guru dan nelayan mengaku kesulitan, karena kondisi cuaca laut sedang ganas dengan ketinggian ombak 3 hingga 5 meter. (Lidya Salmah).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI