Suara.com - Kepolisian Belgia, Prancis, dan Jerman, hari Jumat (16/1/2015) sibuk menginterogasi puluhan tersangka militan yang ditangkap dalam puluhan operasi penggerebekan di ketiga negara tersebut. Penangkapan para tersangka ini dilakukan menyusul serentetan penyerangan bersenjata yang menewaskan 17 orang di kantor tabloid Charlie Hebdo dan swalayan Yahudi.
Di Belgia, polisi menginterogasi 13 tersangka, sementara polisi Prancis menahan dua orang atas permintaan Belgia. Penangkapan itu dilakukan sehari setelah dua orang yang diyakini telah bertempur di Suriah tewas dalam sebuah penggerebekan apartemen di Verviers, kota di kawasan timur Belgia. Keduanya disebut-sebut merencanakan aksi penyerangan terhadap polisi.
Di apartemen tersebut, polisi menemukan seragam polisi, bahan peledak, dan senjata api, termasuk 4 pucuk senapan jenis AK-47. Hingga kini, identitas mereka belum diungkap.
Kepolisian Prancis juga telah menginterogasi 12 tersangka yang diduga membantu militan dalang penyerangan ke kantor tabloid satir Charlie Hebdo dan swalayan Yahudi di Paris. Pihak berwajib mengatakan, belum ditemukan kaitan antara militan yang merencanakan serangan di Belgia dengan para pelaku serangan di Paris. Kendati demikian, mereka sama-sama dinilai sebagai ancaman yang sama.
"Ini adalah aksi ofensif para teroris," tutur Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls.
"Kita menghadapi ancaman yang sama," lanjutnya.
Sementara itu, di Jerman, polisi menangkap dua orang menyusul penggerebekan di 12 rumah dan sebuah tempat ibadah. Seorang juru bicara polisi mengatakan, para tersangka kemungkinan anggota kelompok ekstrimis yang merekrut pejuang untuk berangkat ke Suriah. (Reuters)