Suara.com - Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo mendatangi posko utama evakuasi korban tragedi Pesawat AirAsia QZ8501 di Pangkalan Bun hari ini, Kamis (15/1/2015). Selain memantau langsung jalannya proses pencarian dan evakuasi, Kabasarnas juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam operasi.
Selain semua anggota tim pencari, Kabasarnas juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seorang nelayan dan seorang peternak yang pertama kali memberi petunjuk yang mengarah pada lokasi pesawat nahas tersebut. Merekaadalah Rahmat, nelayan yang mengaku mendengar suara ledakan, dan Efendy Labela, peternak yang melihat pesawat itu melintas.
"Tadi beliau menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada kami," kata Rahmat.
Efendy menceritakan pengalamannya melihat pesawat pesawat dengan rute penerbangan Surabaya-Singapura tersebut. Menurut Rahmat, pada Minggu, 28 Desember 2014, pada saat sedang pergi ke peternakan ayamnya, dia melihat sebuah pesawat bermoncong putih dan merah melintas. Namun, dia tidak memikirkan bahwa pesawat tersebut jatuh di perairan yang tidak terlalu jauh dari tempatnya. Menurutnya sekitar tiga kilometer saja jauhnya dari tempatnya beternak ayam.
"Begini, pada saat itu pagi hari sekitar jam lima saya pergi kebun ke tempat kandang ayam saya, tetapi karena saya lupa bawa air, maka saya kembali ke rumah. Dalam perjalanan kembali ke rumah itu saya melihat sesosok pesawat yang moncongnya warna putih campur merah, itu sekitar mau jam enam pagi. Pas saya sampai dirumah, anak saya memberitahu saya bahwa ada pesawat yang jatuh di dekat laut, saya juga langsung nonton di tvOne, langsung di benak saya ingat pesawat tersebut, tetapi setelah itu saya istirahat dulu, saya tidak mau memikirkan pesawat yang saya lihat tadi," cerita peternak.
Lebih lanjut, dia mengaku pikirannya terus terganggu oleh pengalamannya itu lalu dia pun pergi ke tepi laut. Di sana, sudah banyak tentara yang sedang mencari pesawat tersebut.
"Saya terus pikir pesawat itu, lalu saya pergi ke laut, disana sudah banyak tentara, dan saat saya sampai ada orang dari SAR, saya tanya, ini ada apa pak, dia menjawab ada pesawat jatuh. Akhirnya saat itu saya ceritakan ke Babinsa Rahmansyah kemudian Rahmansyah laporkan ke Dandim, kemudian pak Dandim lapor ke pihak Basarnas. Pak Dandim bilang sekecil apa pun informasi dari nelayan atau masyaakat harus didengar, apakah benar atau salah itu nanti," ceritanya.
Setelah mendengar ceritanya tersebut, barulah dilakukan operasi pencarian di sekitar Laut Jawa dekat Selat Karimata, Kalimantan Tengah.