Suara.com - Sayap kelompok pemberontak Al Qaeda di Suriah, Front Nusra, menembak mati seorang perempuan di kawasan barat laut Suriah yang dituduh melakukan perzinahan. Menurut kelompok pemantau hak asasi manusia, gaya eksekusi kelompok tersebut berbeda dengan yang biasa dilakukan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Rami Abdulrahman, direktur Badan Pemantau Hak Asasi Manusia, mengaku menerima sebuah video yang ditembak di kepalanya di tepian Kota Idlib. Si perempuan dieksekusi mati karena dituduh melakukan perzinahan. Dalam video tersebut, si perempuan memohon untuk menemui anak-anaknya sebelum dieksekusi, namun si algojo tidak mengabulkannya.
Foto detik-detik eksekusi tersebut diunggah pula ke Twitter. Dalam foto tersebut, terlihat seorang perempuan berpakaian hitam duduk tersungkur di trotoar jalan. Di sekitarnya berdiri sekelompok lelaki yang diduga anggota Front Nusra. Salah satu lelaki berpakaian hitam, bertopeng dan memegang sepucuk senapan serbu.
Dalam foto lain, tampak si perempuan terbaring di tanah dekat sebuah tembok bertuliskan nama kelompok Front Nusra. Front Nusra menguasai sekitar 70 hingga 80 persen kawasan Idlib. Kelompok ini berkembang menjadi kekuatan yang makin diperhitungkan selama empat tahun pemberontakan melawan pemerintah Suriah. (Reuters)