Suara.com - Pemerintah akan membantu pengurusan asuransi keluarga Yuni Astuti (40), tenaga kerja Indonesia yang turut menjadi korban jatuhnya pesawat AirAsia nomor penerbangan QZ8501 tujuan Surabaya-Singapura di Selat Karimata, Kalimantan Tengah.
Kepala UPT Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur Agus Heri Santoso, mengatakan, pemerintah akan mengirimkan surat tembusan ke kedutaan besar di Singgapura, guna menyelesaikan soal asuransi bagi keluarga korban Yuni.
"Dia tidak ikut asuransi di dalam negeri, jadi, nantinya kami akan mengurus klaim asuransi dan akan dikirim ke kedutaan besar di Singapura," katanya di Blitar, Rabu (14/1/2015).
Agus Heri Santoso mengatakan, Yuni memang diketahui tidak ikut asuransi di dalam negeri. Harusnya, dalam aturan, setiap TKI yang akan berangkat ke luar negeri, harus menunjukkan keikutsertaannya dalam program asuransi di dalam negeri ataupun konsorsium asuransi yang sudah ditunjuk pemerintah.
Yuni sendiri diketahui memang memiliki asuransi, tapi di luar negeri. Ia terdaftar sebagai peserta asuransi AXA General Insurance Hong Kong, yang berpusat di Hong Kong melalui cabang di Singapura.
Yuni merupakan seorang tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Singapura. Perempuan asal Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, itu sedang cuti dan berniat kembali bekerja dengan naik pesawat AirAsia ke Singapura. Namun, belum sampai tujuan bekerja, ternyata pesawat yang ia tumpangi mengalami kecelakaan.
Jenazah Yuni berhasil diidentivikasi tim DVI pada Selasa (13/1) melalui ciri-ciri anting yang dipakainya serta baju yang dikenakannya. Ia lalu dibawa keluarga untuk dimakamkan di tempat pemakaman yang dekat dengan tempat tinggalnya, Desa Jugo, Kecamatan Kesamben.
Darman, salah seorang kerabat mengatakan keluarga bisa mengenali tubuh almarhum dari pakaian serta anting yang dikenakannya. Yuni diketahui memiliki tubuh yang kurus, sehingga jenazah itu mirip, dan diakui keluarga.
"Ia memiliki ciri tubuh yang kurus, mengenakan anting serta baju sepengetahuan saya," kata Darman.
Jenazahnya diangkut Rabu dini hari menggunakan mobil ambulans dan disambut suami, dua anaknya, serta kerabat. Keluarga juga sedih dengan kedatangan jenazah tersebut. Jenazah sempat didoakan sebentar dan langsung dimakamkan.
Pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 tujuan Surabaya-Singapura hilang setelah melakukan kontak terakhir pada Minggu (28/12/2014) pukul 06.17 WIB. Seharusnya, pesawat mendarat di Singapura pada pukul 08.30 waktu setempat atau pukul 07.30 WIB. Di dalam pesawat tersebut diketahui terdapat 155 penumpang dan kru.
TNI Angkatan Udara memusatkan pencarian korban di Selat Karimata dan Laut Jawa bagian utara berdasarkan perkiraan kemungkinan lokasi jatuhnya pesawat dari Basarnas. TNI AU menemukan sejumlah objek mengapung di Selat Karimata, baik jenazah, pelampung, koper, maupun serpihan, yang diduga milik pesawat AirAsia QZ8501.
Badan SAR Nasional (Basarnas) serta tim gabungan lain telah menemukan sekitar 48 orang korban jatuhnya pesawat AirAsia. Sementara itu, upaya pencarian korban juga masih dilakukan pemerintah.
AirAsia adalah maskapai penerbangan murah yang bermarkas di Malaysia dan cukup populer di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pesawat ini banyak diminati, salah satunya karena harga tiket yang relatif lebih terjangkau. (Antara)
Pemerintah Urus Asuransi TKI Korban AirAsia
Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 14 Januari 2015 | 13:17 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Profil Ryan Harris, Keponakan Mantan Bos Air Asia yang Viral Gelar Royal Wedding Rp75 M
22 November 2023 | 10:30 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI