Pidato Pemimpin Hongkong Disambut Aksi Buka Payung Anggota DPR

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 14 Januari 2015 | 12:27 WIB
Pidato Pemimpin Hongkong Disambut Aksi Buka Payung Anggota DPR
Sejumlah legislator pro demokrasi membuka payung kuning di hadapan Ketua Eksekutif Hongkong Leung Chun-ying yang sedang menyampaikan kebijakan tahunan, (14/1). (Reuters/Tyrone Siu)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Occupy Central, gerakan demonstran pro-demokrasi Hongkong untuk menentang kebijakan pemerintah menginspirasi sejumlah legislator di gedung parlemen Hongkong. Para legislator pro-demokrasi tersebut meniru aksi para demonstran yang kerap menggelar aksi dengan membuka payung.

Aksi membuka payung berwarna kuning itu mereka lakukan saat Kepala Eksekutif Leung Chun-ying menyampaikan rencana kebijakan tahunan pemerintah. Selain membuka payung, mereka juga membawa spanduk berisi tulisan yang isinya mendesak agar Leung mundur.

Sesi parlemen yang ditayangkan secara langsung di televisi itu langsung diputus beberapa saat setelah aksi tersebut dimulai. Leung berhenti menyampaikan pidatonya dan menunggu hingga aksi protes itu selesai.

Seperti dilansir South China Morning Post, sebelum acara tersebut dimulai, sejumlah legislator pro demokrasi sudah terlihat memasuki gedung parlemen sambil membawa payung. Beberapa diantaranya bahkan masuk sambil membawa payung yang sudah terbuka di atas kepala mereka.

Sementara itu, di luar gedung, sekitar 100 demonstran menggelar aksi unjuk rasa menuntut kesejahteraan, jaminan pensiun, dan perumahan bagi rakyat. Tidak ada satupun pendukung gerakan Occupy Central pada aksi tersebut.

Gerakan Occupy Central mengguncang Hongkong pada bulan Oktober tahun lalu. Aksi menentang kebijakan yang dinilai membatasi hak warga untuk memilih dalam pemilihan umum itu kerap berakhir dengan bentrok. Tak sedikit pula aktivis yang diamankan pihak berwajib lantaran nekat bertahan selama berbulan-bulan di kamp demonstran yang mereka dirikan di pusat-pusat niaga Hongkong. (Reuters/SCMP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI