Suara.com - Masih ingat berita tentang adanya Al Quran raksasa di desa Glagaharum, kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur?
Sejak kemarin, Selasa (13/1/2015), Al Quran raksasa itu dibawa ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
Ketua MUI Sidoarjo, KH Usman Bahri mengatakan, Al Quran dibawa agar tidak menimbulkan penafsiran yang macam-macam di kalangan masyarakat.
Usman menerangkan, jika Al Quran itu ditulis tangan, namun ada beberapa kesalahan, seperti di Surat Al Baqarah. Di surat itu ada pengulangan lafadz sebanyak dua kali, seperti kalimat "unzila"
Untuk menindaklanjuti temuan Al Quran raksasa itu, MUI Sidoarjo akan melakukan rapat.
"Hari ini kami akan rapat dan mengundang pihak terkait untuk meneliti lebih lanjut soal Al Quran raksasa itu," ujar Usman, saat dihubungi via telepon, Rabu (14/1/2015).
Seperti diberitakan sebelumnya, pada saat pengajian yang digelar 50 jamaah istiqhosah pimpinan Anang Asriyanto tiba-tiba terdengar suara benda jatuh di kamar Anang.
Beberapa jamaah pengajian, menelusuri tempat di mana suara itu terdengar. Pada saat itulah, ditemukan Al Quran raksasa yang terbungkus kain berwarna hitam. Kejadian itu sendiri berlangsung tanggal 2 Desember 2014 silam. (Yovie Wicaksono)