Prajurit TNI yang Temukan AirAsia Diberi Kenaikan Pangkat

Achmad Sakirin Suara.Com
Selasa, 13 Januari 2015 | 12:19 WIB
Prajurit TNI yang Temukan AirAsia Diberi Kenaikan Pangkat
Panglima TNI Jenderal Moeldoko memantau langsung pencarian black box pesawat AirAsia QZ8501 dari atas KRI Banda Aceh, di Laut Jawa, Kamis (8/1). [Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, akan memberikan kenaikan pangkat luar biasa kepada prajurit TNI yang berjasa dalam penemuan bangkai pesawat atau kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

"Penghargaan akan diberikan dalam wujud kenaikan pangkat luar biasa," ujar Panglima TNI usai membuka Operasi Gaktib dan Yustisi TNI 2015, di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/1/2015).

Kenaikan pangkat diberikan kepada personel yang telah menjalankan pekerjaan evakuasi berisiko tinggi, yang lebih mementingkan tugasnya dibandingkan keselamatan jiwanya, seperti penyelam.

"Apabila seorang pemimpin melihat anak buah melakukan pekerjaan luar biasa, maka wajar bila diberikan kenaikan pangkat luar biasa. Ini yang akan saya apresiasi untuk kenaikan pangkat. Personel yang memiliki pekerjaan risiko tinggi. Dengan pekerjaan di luar batas. Ini khusus diberikan kepada prajurit Bintara dan Tamtama," tukas Moeldoko.

Terkait pernyataan Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) yang akan menghentikan evakuasi korban AirAsia QZ8501, Panglima TNI mengatakan, pihaknya punya operasi penggunaan alutsista didukung anggaran dan dibatasi waktu. Operasi itu bisa diarahkan untuk melanjutkan pencarian korban apabila dari alutsista TNI memiliki pendeteksi bawah air.

"Kita siap melanjutkan pencarian korban," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Panglima juga menargetkan dapat menemukan dan mengangkat Cockpit Voice Recorder (CVR) di dasar laut dalam waktu satu sampai dua hari ke depan.  Sebelumnya penyelam TNI AL sudah berhasil angkat "flight data recorder" (FDR) kotak hitam AirAsia QZ8501. Saat ini, FDR sudah diserahkan ke laboratorium KNKT di Jakarta. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI