Tujuh Kapal Asing Masih Bantu Pencarian Korban AirAsia

Achmad Sakirin Suara.Com
Senin, 12 Januari 2015 | 18:19 WIB
Tujuh Kapal Asing Masih Bantu Pencarian Korban AirAsia
Kapal Perang AL AS, USS Sampson di Pearl Harbour, Hawaii, (31/12). (Reuters/Johans Chavarro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memasuki hari ke 16 Operasi pencarian korban pesawat AirAsia QZ8501 terdapat tujuh kapal asing yang masih berada di lokasi pencarian.

"Beberapa kekuatan asing kita kurangi secara bertahap, namun masih ada beberapa kapal yang akan membantu di "mission area" (daerah pencarian korban)," ujar Kepala Basarnas F Henry Bambang Soelistyo di kantor Pusat Basarnas, Kemayoran, Jakarta, Senin (12/1/2015).

Ia menambahkan, kapal itu yakni, dua kapal dari Malaysia, dua kapal Amerika Serikat, dua kapal Singapura yang masih tersisa dan satu buah kapal dari Tiongkok yang baru dua hari berada di Indonesia, membantu operasi di area-area pencarian pesawat.

Kapal-kapal asing tersebut, menurut Soelistyo, telah disebar ke masing-masing sektor lintasan satu hingga empat, serta daerah prioritas tambahan dua untuk sebanyak-banyaknya menemukan korban pesawat yang diduga masih berada di dalam perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah.

"Bantuan asing maupun sejumlah kapal dalam negeri yang kita kerahkan tersebut telah diisi oleh beberapa penyelam yang nantinya juga berusaha mendeteksi objek-objek pesawat yang ditemukan di dalam laut," kata pria berpangkat Marsekal Madya TNI ini.

Sebelumnya, Basarnas telah melakukan pengurangan bantuan asing sejak Jumat (9/1/2015), yakni kapal bantuan Pemerintah Jepang, yaitu JS Ohnami dan JS Takanami yang berada di bawah komando Divisi Keenam Pasukan Bela Diri Laut Jepang (JMSDF) dikembalikan.

Selain itu, kapal Rusia serta para penyelamnya dan sebuah kapal Singapura, dikatakan Soelistyo, sudah mulai meninggalkan kegiatan evakuasi korban dan puing Pesawat AirAsia sejak beberapa hari lalu.

Selanjutnya, bantuan pesawat dari Pemeritah Korea Selatan mulai Senin (12/1/2015) juga tidak lagi berpatroli membantu Tim SAR gabungan.

Menurut ia, pengurangan ini dilakukan karena bantuan yang dibutuhkan Tim SAR gabungan telah menurun,sehingga beberapa kapal dari luar negeri sudah dapat meninggalkan area operasi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI