Suara.com - Kepala Komite Nasional Keselamatan Transportasi Tatang Kurniadi menegaskan black box pesawat AirAsia QZ8501 akan diterjemahkan di Indonesia atau tidak akan dibawa ke Prancis.
"Nanti akan diselesaikan di dalam negeri, tidak ke Prancis," kata Tatang dalam konferensi pers di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Senin (12/1/2015).
Seperti diketahui, tim penyelam telah berhasil menemukan Flight Data Recorder (FDR). Kini, tim penyelam sedang melanjutkan pencarian bagian Cockpit Voice Recorder.
Black box terdiri dari dua bagian, FDR dan CVR. FDR berisi rekaman data sistem pesawat saat terbang dan CVR berisi seluruh rekaman pembicaraan yang ada di dalam cockpit.
Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan FDR akan diterbangkan dengan pesawat militer ke Jakarta untuk kemudian dibawa ke kantor KNKT untuk dibuka.
Moeldoko mengatakan pembukaan FDR tidak akan menunggu CVR ditemukan dulu.
"Itu dua hal yang berbeda. Data dan voice. Data bisa segera dibongkar untuk diterjemahkan. Jadi menurut saya, tidak harus tunggu voice, ya, yang ada sekarang bisa langsung diinvestigasi," katanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Minggu (28/12/2014) pagi, pesawat AirAsia mengalami lost contact. Pesawat jenis Airbus A320 dengan rute Surabaya-Singapura mengalami lost contact pada pukul 06.17 WIB di sekitar Pulau Belitung pada titik koordinat 03°22’15”S - 109°41’28.”
Pesawat bertolak dari Surabaya sekitar pukul 05.35 WIB dan seharusnya tiba di Bandara Changi Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Pesawat itu ternyata jatuh di Selat Karimata. Jumlah orang yang berada di dalam pesawat tersebut sebanyak 162 orang yang terdiri dari 138 dewasa, 16 anak-anak, satu bayi, dan tujuh awak pesawat.
Hingga hari ini, baru 48 jenazah yang berhasil diangkat. Tapi tim tidak menyerah, mereka masih melakukan pencarian.