Suara.com - Sebagian anggota keluarga korban pesawat AirAsia QZ8501 mulai frustrasi karena sudah lebih dari dua pekan menunggu di posko ante mortem, tak juga mendapatkan kepastian keberadaan mengenai anggota keluarga mereka.
Hal itu diungkapkan oleh Bunazir, kakak tertua korban bernama Yuni Indah, Senin (12/1/2015).
"Pada prinsipnya saya dan keluarga sudah siap dalam situasi apapun. Yang kami tunggu adalah kepastian," ujar Bunazir.
Bunazir berharap anggota keluarganya bisa segera diketahui.
Koordinator Family Asistensi Keluarga Penumpang AirAsia Ajun Komisaris Polisi M. Mujib Ridwan mengatakan timnya sudah mencatat beberapa anggota keluarga korban yang frustasi dan stres.
"Kami terus melakukan pendampingan dan memberitahukan perkembangan dengan hati-hati," ujar Mujib.
Seperti diketahui, dari 162 orang yang berada di pesawat AirAsia, baru 48 orang yang sudah ditemukan. Dari 48 orang itu, baru 32 yang teridentifikasi. Sedangkan 16 penumpang lainnya, masih diidentifikasi di RS Bhayangkara.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Minggu (28/12/2014) pagi, pesawat AirAsia mengalami lost contact. Pesawat jenis Airbus A320 dengan rute Surabaya-Singapura mengalami lost contact pada pukul 06.17 WIB di sekitar Pulau Belitung pada titik koordinat 03°22’15”S - 109°41’28.”
Pesawat bertolak dari Surabaya sekitar pukul 05.35 WIB dan seharusnya tiba di Bandara Changi Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Pesawat itu ternyata jatuh di Selat Karimata. Jumlah orang yang berada di dalam pesawat tersebut sebanyak 162 orang yang terdiri dari 138 dewasa, 16 anak-anak, satu bayi, dan tujuh awak pesawat. (Yovie Wicaksono)