Rapat Perdana DPR, Setya Bicarakan AirAsia sampai Charlie Hebdo

Senin, 12 Januari 2015 | 12:46 WIB
Rapat Perdana DPR, Setya Bicarakan AirAsia sampai Charlie Hebdo
Sidang paripurna DPR [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dalam pidato rapat paripurna pembukaan masa sidang II tahun 2014-2015, Ketua DPR Setya Novanto menyinggung sejumlah peristiwa penting, mulai dari musibah longsor, kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 sampai penembakan brutal di redaksi Charlie Hebdo, Paris, Prancis.

"Semoga keluarga serta kerabat korban yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan," kata Setya, Senin (12/1/2015).

Terkait dengan jatuhnya pesawat AirAsia yang di dalamnya berisi 162 orang, Setya mengapresiasi masyarakat, pemerintah, dan tim SAR gabungan di bawah koordinasi Badan SAR Nasional, yang bahu membahu mengevakuasi korban.

"DPR juga menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada negara sabahat yang ikut membantu," ujarnya.

Untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, Setya mengatakan pentingnya pembenahan berbagai aspek melalui regulasi dan pengawasan yang ketat, baik oleh pemerintah maupun operator penerbangan.

"Ini untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan transportasi udara yang mengalami peningkatan rata-rata sekitar 15 persen pertahun," kata politisi Golkar.

Setya juga berharap penembakan yang dilakukan kelompok sipil bersenjata di redaksi majalah Charlie Hebdo tak terulang lagi. Dalam kejadian itu, 12 orang, mulai dari pemimpin redaksi sampai pembuat karikatur tewas.

"DPR berharap kejadian ini tidak berulang dan ada upaya sungguh-sungguh dari rakyat internasional untuk aksi kekerasan dan terorisme dan ekstrimisme yang merenggut korban jiwa ini," kata Setya.

Setya juga menyoroti musibah lainnya yang terjadi sepanjang 2014, yaitu longsor di Banjarnegara, letusan gunung, banjir, dan kebakaran.

"Atas berbagai peristiwa bencana yang terjadi ini, DPR memandang bahwa sistem mitigasi bencana kita masih lemah untuk dapat mengidentifikasi sumber potensi bencana alam. Untuk itu, pemerintah perlu melakukan perbaikan secara menyeluruh dan komprehensif atas sistem mitigasi dan penanganan bencana yang mengancam kehidupan masyarakat," ujar Setya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI