Suara.com - Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi mengatakan cockpit voice recorder (CVR) pesawat Air Asia QZ8501 diduga terpisah sekitar 20 kilometer dari penemuan flight data recorder (FDR).
"Menurut laporan di lapangan CVR-nya ada 20 KM dari tempat FDR ditemukan," kata Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (Kalteng), Senin (12/1/2015).
Ia mengatakan, ada tiga tim penyelam yang masing-masing berjumlah lima hingga tujuh orang disiapkan untuk melakukan evakuasi kotak hitam, baik FDR maupun CVR.
Sebelumnya, Kapal Baruna Jaya I berhasil merekam sinyal akustik berbunyi ping yang diduga berasal dari kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 pada frekuensi 37.5 kilo hertz.
"Posisi pantulan ping datang dari arah 52.1 derajat, jarak 77.7 meter, kedalaman 35 Meter," kata Geodetic Specialist Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Imam Mudita.
Informasi itu dirangkum dari hasil survei Tim Baruna Jaya BPPT yang terdiri 3 kapal riset yakni Kapal Baruna Jaya I, Kapal Survei Java Imperia, dan KN Trisula. Ketiga kapal tersebut sejak Sabtu (10/1/2015) siang menemukan indikasi lokasi kotak hitam AirAsia.
"Kapal Baruna Jaya I sendiri sudah melakukan berbagai upaya untuk mencari pesawat AirAsia QZ8501 di antaranya dengan mendeteksi keberadaan Pesawat AirAsia QZ8501 menggunakan Sonar yakni Multibeam dan Side Scan Sonar dan Kamera bawah air," katanya.
Sementara koordinat ping ELT kotak hitam sendiri ada perbedaan sejauh 20 meter antara hasil survei Kapal Baruna Jaya I dan Kapal Java Imperia yang beroperasi di bawah koordinasi Kapal Baruna Jaya.
Kapal Baruna Jaya I menangkap ping pada lokasi 3 derajat 37menit 20.7 detik Lintang Selatan dan 109 derajat 42 menit 43 detik Bujur Timur. Sementara hasil survei Kapal Java Imperia pada titik 3 derajat 37 menit 21,13 detik Lintang Selatan, 109 derajat 42 menit 42.45 detik Bujur Timur.
"Kedua lokasi tersebut sudah diinformasikan kepada KNKT," katanya. (Antara)