Suara.com - Sejumlah warga Malaysia dikabarkan sampai rela meminjam uang dari bank dan lembaga pemberi pinjaman demi bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Timur Tengah. Informasi mengejutkan itu disampaikan oleh pejabat divisi anti-terorisme Malaysia.
Lansiran South China Morning Post (SCMP), pinjaman uang itu dipakai untuk mengongkosi biaya berangkat sekaligus tinggal di Suriah maupun Irak.
"Sedikitnya ada dua orang perempuan yang mengajukan pinjaman untuk membayar ongkos masuk mereka ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS dan untuk mendanai biaya hidup mereka di sana," kata si pejabat kepada SCMP.
"Salah satunya perempuan meminjam 20.000 Ringgit Malaysia (sekitar Rp71 juta) dari Bank RHB, sementara seorang lainnya meminjam 6.000 Ringgit (sekitar Rp21 juta) dari sebuah lembaga pemberi pinjaman berizin," lanjut sang pejabat.
SCMP juga melaporkan bahwa tren pinjam uang itu muncul menyusul desakan dari pemimpin kelompok ISIS di Malaysia kepada para pengikutnya untuk mengajukan pinjaman guna membiayai perjuangan mereka di Timur Tengah.
Banyaknya simpatisan ISIS yang diamankan pihak berwajib tidak menyurutkan niat simpatisan lain untuk bergabung dengan ISIS. Sampai saat ini, sudah ada 59 warga Malaysia yang diberitakan telah bergabung dengan ISIS.
Sejak awal tahun 2014, lebih dari 65 orang diamankan polisi, baik dalam perjalanan mereka ke Suriah dan Irak, atau dalam perjalanan pulang.
"Tidak ada indikasi bahwa kedua perempuan ini akan kembali ke Malaysia. Kemungkinannya sangat kecil, maka kecil kemungkinannya pinjaman itu dibayarkan kembali," kata pejabat tersebut.
Ketika beberapa warga Malaysia berangkat ke Suriah karena ingin berjihad, ada pula warga yang hanya ingin hidup di bawah kekhalifahan Islam, yang diproklamirkan pada bulan Juni tahun lalu di sebagian kawasan Irak dan Suriah.
"Kami menangkap sebuah keluarga beranggotakan lima orang di Shah Alam yang menjual usaha mereka, properti, dan tanah mereka dan hendak pindah ke Suriah," lanjut si pejabat.