Ini Identitas 4 Sandera Yahudi yang Tewas di Swalayan Paris

Madinah Suara.Com
Minggu, 11 Januari 2015 | 12:23 WIB
Ini Identitas 4 Sandera Yahudi yang Tewas di Swalayan Paris
Polisi antiteror Prancis mengepung sebuah toko swalayan khusus Yahudi di Paris, Jumat (9/1/2015) [Reuters].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Empat sandera Yahudi yang tewas dalam aksi teror di swalayan di kota Paris, Prancis berhasil diidentifikasi. CRIF-organisasi Yahudi di Prancis, baru-baru ini merilis nama ke empat korban.

Ke empatnya diketahui bernama Yoav Hattab berumur 21 tahun, Philippe Braham berusia 40 tahun, Yohan Cohen 22 tahun serta lelaki tua bernama Francois-Michel Saada. Menurut saksi mata, mereka berempat tewas ditembak pelaku bernama Amedy Coulibay sebelum polisi menyerbu masuk ke dalam super market.

"Mereka warga Prancis yang dibunuh hanya karena dia seorang Yahudi," katanya.

Cohen, yang merupakan karyawan toko merupakan orang yang kuat, pintar dan memiliki hati mulia di mata sahabatnya. Menurut pesan salah satu sahabat di media sosial Facebook, Cohen digambarkan sebagai lelaki yang pendiam dan murah senyum.

Sementara itu, karyawan muslim bernama Lassana Bathily melakukan aksi heroik dengan menyelamatkan sedikitnya 15 orang pengunjung, di antaranya adalah dua anak kecil yang disembunyikan di dalam lemari es. Lelaki asal Mali ini sebelumnya sempat diborgol polisi karena dikira pelaku teror.

"Kami di sini semua bersaudara. Ini bukan soal Yahudi, Kristen atau Muslim. Bersama kita harus keluar dari krisis ini," kata Bathily saat diwawancara BMFTV.

Sementara itu, tak berapa lama pascapenembakan, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menyatakan empatinya kepada korban.

"Kami turut berbela sungkawa untuk korban yang terbunuh hanya karena mereka seorang Yahudi. Untuk saudara Yahudi kami di Prancis, kami ikut merasakan kehilangan," katanya.

"Untuk seluruh Yahudi di Prancis dan Eropa, Israel bukan hanya tempat untuk berdoa. Israel adalah rumah buat kalian semua," lanjut Netanyahu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI