Suara.com - Dua tersangka dalam kasus penembakan di kantor majalah mingguan Charlie Hebdo terlihat di Dammartin-en-Goele, sebuah kota di Prancis bagian utara, hari Jumat (9/1/2015).
Keduanya dilaporkan menyandera satu orang, demikian disampaikan sumber dari kepolisian.
Di tempat terpisah, Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve menyatakan bahwa polisi sedang melakukan operasi di kota yang berjarak 40 kilometer dari lokasi perburuan awal polisi hari Kamis (8/1/2015).
Sebelumnya dilaporkan, baku tembak sempat dilaporkan terjadi di kota tersebut. Bahkan, dilaporkan terjadi kejar-kejaran antara polisi dengan kendaraan di dekat kota tersebut.
Beberapa orang bersenjata menerobos kantor majalah mingguan satir Charlie Hebdo di Paris, Prancis, hari Rabu (7/1/2015). Kelompok bersenjata itu membantai sedikitnya 12 orang dan mencederai 8 orang lainnya.
Kedua tersangka adalah keturunan Aljazair yang lahir di Prancis. Keduanya bernama Cherif dan Said Kouachi, berusia 32 dan 34 tahun. Sepuluh tahun lalu, salah satunya pernah dipenjara selama 18 bulan lantaran mencoba bepergian ke Irak untuk bertempur bersama sebuah kelompok ekstrimis.
Sejumlah sumber dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa mengatakan bahwa Said Kouachi, pernah dilatih di Yaman oleh kelompok Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) selama beberapa bulan pada tahun 2011. Seorang pejabat Yaman mengaku tengah menyelidiki keterlibatan Said dengan AQAP.
Sebelumnya diberitakan beberapa orang bersenjata menerobos kantor majalah mingguan satir Charlie Hebdo di Paris, Prancis, hari Rabu (7/1/2015). Kelompok bersenjata itu membantai sedikitnya 12 orang dan mencederai 8 orang lainnya. (Reuters)