Heli Pasukan Bela diri Jepang Antar Dua Jenazah Korban AirAsia

Ruben Setiawan Suara.Com
Jum'at, 09 Januari 2015 | 08:53 WIB
Heli Pasukan Bela diri Jepang Antar Dua Jenazah Korban AirAsia
Helikopter Tim Angkatan Laut dari USS Navy Seahawk Amerika menurunkan 3 Jenazah korban dari AirAsia QZ 8501 di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Minggu (4/1). [suaraa.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dua helikopter jenis Sea Hawk milik Pasukan Bela Diri Laut Jepang (JMSDF) membawa jenazah penumpang AirAsia QZ 8501 ke Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Jumat (9/1/2015).

Menurut informasi dari Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, kedua helikopter itu dijadwalkan tiba di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun pada pukul 08.15 WIB dan 08.45 WIB.

JMSDF mengerahkan dua kapal penghancur, yaitu JS Ohnami dan JS Takanami, untuk membantu proses pencarian dan evakuasi korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501. JS Ohnami memiliki satu helikopter Sea Hawk, sedangkan JS Takanami memiliki dua helikopter dengan jenis yang sama.

Komandan Divisi Keenam JMSDF Kapten Tsutomu Okawa mengatakan pihaknya akan membantu pencarian dan evakuasi kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 dengan sekuat tenaga agar korban yang ditemukan semakin banyak.

Okawa mengatakan pihaknya memiliki tim penyelam meskipun bukan untuk proses pencarian dan penyelamatan. Namun, bila tim penyelam Jepang diperlukan dalam proses evakuasi, pihak siap untuk menerjunkan.

Saat ditanya berapa lama akan membantu pencarian dan evakuasi korban kecelakaan pesawat AirAsia, Okawa mengatakan menunggu perintah dari pemerintah Jepang yang melakukan pembicaraan dengan pemerintah Indonesia.

Namun, kedua kapal tersebut akan meninggalkan area pencarian untuk kembali ke Jepang melewati Filipina.

"Mulai besok, dua kapal Jepang akan meninggalkan mission area, sehingga sedikit demi sedikit kekuatan dari luar akan kita kurangi," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo hari Kamis (8/1/2015)

Soelistyo mengatakan, penarikan dua kapal Jepang tersebut tentunya berdasarkan pada analisis dan evaluasi, agar kekuatan yang ada tidak berlebihan.

"Mereka bukan tidak mau membantu lagi. Tapi kita menghitung antara efektivitas dan kondisi di lapangan, dan nanti pelan-pekan akan berkurang," tuturnya pula. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI