Suara.com - Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terus berkoordonasi dengan pihak Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk menemukan black box atau kotak hitam yang berada di bagian ekor pesawat.
KNKT menegaskan telah melakukan briefing secara intens menyusul sudah melakukan briefing dengan pihak Basarnas.
"KNKT sudah briefing sama tim SAR, mengenai cara ambil, dan mengantispasi kalau benda tersebut rusak akan seperti apa caranya," kata Investigator KNKT Nurcahyo Utomo di Lanud Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Kamis (8/1/2015).
Nurcahyo menjelaskan, saat ini pihaknya sudah mengirim sejumlah alat untuk mengevakuasi kotak yang berisi rekaman data penerbangan dan suara dari awak pesawat tersebut.
KNKT juga membawa enam alat pinger locater atau alat untuk mengetahui lokasi kotak hitam. Enam alat itu sudah berada di tiga kapal, yaitu tiga alat di kapal Jadaya, dua di kapal Andromeda, dan satu buah di kapal Alugara.
Dan apabila sudah ditemukan, pihaknya langsung membawanya ke Jakarta dengan menggunakan KRI, karena cukup besar.
"Nanti yang bawa KRI, kapal yang lebih besar," jelasnya.
Sedangkan mengenai teknik pembawaannya nanti, harus tetap direndam di dalam air tawar. Hal itu guna menghindari terjadinya karat karena bersinggungan dengan udara bebas.
"Tehniknya sama saja, cuma black box kena air garam bisa karatan, maka tetap harus direndam sampai Jakarta, baiknya air tawar, sehingga tidak bersinggungan dengan udara," tutupnya.