Charlie Hebdo, Majalah yang 'Akrab' dengan Kontroversi

Doddy Rosadi Suara.Com
Kamis, 08 Januari 2015 | 11:17 WIB
Charlie Hebdo, Majalah yang 'Akrab' dengan Kontroversi
Dua pria bertopeng dan bersenjata di dekat kantor majalah satir Charlie Hebdo di Paris, Rabu (7/1). [Reuters]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Majalah Charlie Hebdo kembali membuat ‘sensasi.’ Kali ini bukan lewat kartun atau artikelnya yang kerap kontroversial dan membuat marah sejumlah pihak. Kantor majalah satir Prancis itu diserang oleh tiga laki-laki bersenjata, Rabu (7/1/2015) siang waktu setempat. Serangan bersenjata itu menewaskan 12 orang, termasuk dua orang polisi.

Charlie Hebdo didirikan pada 1970 dan menjadi terkenal karena karikaturnya yang ‘nyeleneh’ dan kerap mempermalukan politisi, tokoh publik dan juga simbol agama. Meski motif dari serangan teror yang terjadi kemarin itu masih belum jelas, kartun Nabi Muhammad yang dibuat oleh majalah tersebut membuat Charlie Hebdon menjadi target serangan.

“Semua tahun majalah Charlie Hebdon apabila anda bekerja di jurnalisme. Mereka telah membuat jurnalisme di Prancis dengan gambar dan juga cerita sampulnya,” kata Marie Turcan, jurnalis yang kantornya hanya berjarak 200 meter dari kantor Charlie Hebdo.

Pada November 2011, kantor Charlie Hebdo dibakar pada hari yang sama majalah  tersebut merilis edisi terbaru dengan sampul yang menyindir hukum syariah Islam. Pada September 2012, majalah itu menampilkan kartun Nabi Muhammad.

Jurnalis Charlie Hebdo, Laurent Leger ketika itu mengatakan, kartun dibuat bukan untuk memprovokasi kemarahan.

“Kartun itu dibuat hanya untuk membuat anda tertawa. Kami ingin tertawa kepada kaum ekstremis. Mereka bisa saja Muslim, Yahudi, Katolik. Semua orang bisa beragama, tetapi pemikiran ekstrimis dan tindakan mereka tidak bisa kami terima,” ujarnya.

“Di Prancis, kami punya hak untuk menulis dan menggambar. Apabila ada orang yang tidak senang dengan karya kami, mereka bisa menggugat kami dan kami bisa membela diri. Itulah demokrasi. Anda tidak melempar bom, tetapi anda berdiskusi, anda berdebat. Anda juga tidak melakukan kekerasan,” kata Leger.

Tweet terakhir dari majalah Charlie Hebdo sebelum terjadinya serangan bersenjata itu adalah gambar kartun dari pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi yang menyampaikan ucapan selamat baru dengan kalimat,”Dan, di atas segalanya, sehat.”

Diantara korban yag tewas adalah editor Stephane "Charb" Charbonnier bersama dengan Georges Wolinski, Jean "Cabu" Cabut dan Bernard Verlhac, yang dikenal dengan nama "Tignous". Mereka adalah kartunis yang sangat terkenal di Prancis. (CNN)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI