Suara.com - Badan SAR Nasional Maluku Utara membuat peta evakuasi di Gunung Gamalama. Tujuannya, untuk memudahkan tim mengevakuasi jika ada korban di gunung api setinggi 1.700 meter dari permukaan laut itu.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Malut Djunaidi mengatakan selama ini jika ada korban di Gunung Gamalama, evakuasi menggunakan jalur yang digunakan para pendaki. Gunung tersebut belum memiliki pos-pos untuk memudahkan evakuasi.
Kondisi itu mengakibatkan proses evakuasi terhadap korban di Gunung Gamalama kurang maksimal, oleh karena itu Basarnas Maluku Utara membuat peta evakuasi yang nantinya akan menjadi acuan dalam melakukan evakuasi jika ada korban.
Ia mengatakan Gamalama merupakan salah satu gunung di Maluku Utara yang banyak diminati masyarakat untuk melakukan pendakian, sehingga potensi adanya korban akibat kecelakaan atau terkena erupsi sangat besar.
Seperti yang terjadi pada 18 Desember 2014 ketika sembilan orang pendaki Gunung Gamalama yang tengah berada di puncak tiba-tiba gunung itu erupsi dan mencederai para pendaki, sehingga tim dari Basarnas dan instansi lain harus melakukan evakuasi lebih dari 12 jam.
"Adanya peta evakuasi di Gunung Gamalama, jika terjadi lagi musibah seperti itu, proses evakuasi akan lebih lancar dan tidak membutuhkan waktu yang relatif lama, tetapi ini juga tergantung dari kondisi erupsi gunung itu," katanya.
Sebelumnya Pemkot Ternate juga akan memberlakukan aturan ketat terhadap warga yang akan melakukan pendakian di Gunung Gamalama, seperti harus melalui jalur resmi dan melapor kepada petugas pos atau pihak kelurahan setempat.
Selain itu juga, memberlakukan pemberlakuan kearifan lokal seperti para pendaki tidak diizinkan membawa minuman keras dan barang berbahaya lainnya serta selama berada di puncak gunung dilarang melakukan perbuatan yang tidak sesuai aturan agama. (Antara)