Tirzha, Siswi SD Korban AirAsia yang Juara Olimpiade Matematika

Selasa, 06 Januari 2015 | 02:16 WIB
Tirzha, Siswi SD Korban AirAsia yang Juara Olimpiade Matematika
Pemda Kotawaringin Barat menyediakan lemari pendingin (cold storage) berukuran besar, ruang identifikasi, serta sejumlah peti untuk menampung jenazah korban pesawat Air Asia QZ8501. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tirzha Aurelia, nama siswi kelas 4 Sekolah Dasar (SD) Alethea Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), itu adalah salah satu korban dari jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Tirzha dikenal sebagai sosok anak yang berprestasi khususnya dalam pelajaran matematika.

Tirzha yang terlahir pada 17 Januari 2006 itu adalah buah hati pasangan Handika dan Ang Kim Chen, warga Kota Mataram. Saat musibah AirAsia QZ8501 terjadi, Tirzha terbang bersama bibinya, Ang Mie Jong, serta sepupunya Lina Soetanto, untuk berlibur ke Singapura.

Siswi cerdas ini diketahui tinggal bersama bibinya di kawasan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Sedangkan kedua orang tuanya diketahui berpisah. Ibunya tinggal di Denpasar, Bali, sementara ayahnya bermukim di Surabaya, Jawa Timur.

Menurut wali kelas Tirzha, Ana Meryana, gadis kecil itu adalah salah satu siswa berprestasi di sekolahnya. Tirzha bahkan disebutnya baru saja mendapat juara satu dalam ajang Olimpiade Matematika Tingkat SD se-NTB pada November 2014 lalu. Piagam penghargaannya pun belum diambil, karena dia lebih dulu berangkat untuk berlibur ke Singapura.

Ana menjelaskan, meski berprestasi, Tirzha dikenal sebagai anak yang sangat pendiam. Walau begitu, dia tetap mampu dengan mudah berbaur dengan teman-temannya di sekolah. Menurut penjelasan Ana pula, Tirzha diketahui memiliki masalah dengan matanya yang silindris, sehingga sering meminta duduk di bagian depan di kelas.

Beberapa hari sebelum berangkat liburan ke Singapura, kata Ana, Tirzha didampingi bibinya meminta izin terlambat masuk sekolah karena akan menghabiskan waktu liburannya. Ana sendiri mengaku tidak mempersoalkannya, karena kemungkinan siswi itu hanya akan terlambat beberapa hari. Lagi pula menurutnya, sang bibi mengaku akan mengusahakan agar Tirzha tetap masuk sekolah tepat waktu.

"Itu terakhir kali saya bicara dengan Tirzha. Jadi, waktu saya mendengar kabar kecelakaan pesawat menuju Singapura itu, pikiran saya langsung ingat ke Tirzha," tutur Ana.

Ana menambahkan, sepupu Tirzha yang bernama Lina Soetanto, juga merupakan siswi lulusan SD Alethea Kota Mataram, pada tahun 2002 lalu. Lina diketahui sama berprestasinya dengan Tirzha. "Lina banyak mendapatkan piala selama bersekolah di sini," katanya.

Tirzha, Lina Soetanto, maupun Ang Mie Jong sendiri, belum dikabarkan penemuan jenazahnya hingga kini. Para siswa dan guru di SD Alethea Mataram pun berusaha mengenangnya melalui doa bersama. Mereka juga menabur bunga di hadapan foto Tirzha dan Lina yang terpampang di halaman sekolah.

"Kita ada teman juga di Pangkalan Bun dan Juanda, yang siap membantu menemukan jenazah mereka. Apa pun yang terjadi, semoga cepat ditemukan. Saya harapkan yang sampai sekarang ini, dari 34 (jenazah) yang ditemukan, di antaranya ada mereka. Namun sampai saat ini belum saya dengar," ujar Ana. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI